Salin Artikel

Dua Pencuri Motor di Surabaya Ditangkap, Konsumsi Sabu Sebelum Beraksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kepolisian Sektor (Polsek) Jambangan menangkap dua terduga pelaku pencurian sepeda motor di 11 lokasi di Surabaya, Jawa Timur. Mereka adalah maling yang dihajar warga dan videonya viral di media sosial beberapa waktu lalu.

Kapolsek Jambangan Kompol Budi Waluyo mengatakan, kedua pelaku pencurian sepeda motor tersebut adalah Tomi (33) dan Abdul Muis (29), warga Jalan Semampir.

"Modus operandi para pelaku dengan cara merusak rumah kunci kontak sepeda motor milik korban dengan menggunakan kunci T," kata Budi di Mapolsek Jambangan, Selasa (8/8/2023).

Dengan cara itu, kedua pelaku pencurian tersebut berhasil menggasak sebanyak 11 sepeda motor di dua kecamanatan di Surabaya, yakni di Kecamatan Tambaksari dan Jambangan.

"Dari pengakuan kedua pelaku T dan AM, diketahui telah mencuri di wilayah Jalan Karang Empat dua kali dan di Jalan Karangasem satu kali, di Jambangan delapan kali," jelasnya.

Keduanya ditangkap setelah gagal mencuri sepeda motor yang terparkir di Jalan Karang Empat. Mereka sempat berusaha melarikan diri, namun warga sekitar menangkapnya.

"Berdasarkan hasil interogasi, kedua pelaku merupakan seorang residivis pencurian helm di Surabaya dan kasus narkotika di Sidoarjo," ucapnya.

Saat ini, polisi masih memburu pelaku berinisial MO yang masih satu kelompok dengan kedua tersangka. Dia merupakan otak yang memiliki rencana untuk melakukan pencurian sepeda motor.

Sementara itu, Abdul Muis mengaku terlebih dahulu mengonsumsi narkotika jenis sabu sebelum mencuri sepeda motor. Dia beralasan, barang haram tersebut membuat berani.

"Iya nyabu dulu, beli Rp 130.000 buat sekali sedotan. Ya biar berani dan semangat pas ngambil (sepeda motor korban)," kata Abdul.

"Jual motor, telepon dari teman ke teman. Yang beli, saya tahunya dari Madura. Satu sepeda motornya saya jual Rp 1,8 juta. Kalau sebelumnya ada juga saya jual Rp 1,7 juta," kata Tomi.

Diberitakan sebelumnya, ramai di media sosial dua orang pelaku pencurian sepeda motor di Surabaya ditangkap massa. Beberapa waktu kemudian, anggota polisi datang dan mengamankan mereka.

Berdasarkan video yang beredar, tampak pria mengenakan kemeja kotak-kotak berusaha melepaskan pegangan seorang lelaki yang menggunakan lengan panjang bertuliskan satpam.

Kemudian, lelaki lainnya berusaha memegangi pria yang terus berusaha melepaskan diri tersebut. Sedangkan, belasan warga lainnya tampak menghentikan sepeda motornya dan melihat peristiwa itu.

Salah satu saksi, Rian (17), warga Jalan Ploso Timur mengatakan, peristiwa tersebut merupakan penangkapan dua pelaku pencurian kendaraan sepeda motor di Jalan Karang Empat Besar.

"Kemarin Minggu (30/7/2023), sekitar jam 11 malam. Dua orang yang dihajar warga sana (Jalan Karang Empat Besar)," kata Rian ketika ditemui di rumahnya, Senin (31/7/2023).

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/09/124337978/dua-pencuri-motor-di-surabaya-ditangkap-konsumsi-sabu-sebelum-beraksi

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com