Salin Artikel

Cerita Nelayan yang Selamat dalam Kecelakaan Laut di Trenggalek: Saya Terpental, Perahu Hancur

Salah satu nelayan yang selamat, Imam Sholikin menceritakan detik-detik menegangkan ketika perahu mereka hancur diterjang gelombang dan berbenturan dengan perahu lain.

Selain Imam, ada tiga nelayan lainnya yang selamat.

Awal mula

Warga Dusun Gares, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek itu menjelaskan, mulanya dia bersama tiga rekannya pergi ke melaut untuk mencari ikan.

Mereka berangkat dari dermaga Pelabuhan Ikan Nusantara Prigi Trenggalek. 

Pada saat itu, ada beberapa kapal sejenis yang juga berangkat melaut dengan tujuan yang sama, yakni di perairan Selatan Pantai Gladak di Kecamatan Tanggunggunung, Tulungagung.

"Saya berempat dalam satu kapal," tutur Imam Sholikin saat ditemui di rumahnya, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Selasa (8/8/2023).

Ketika kapal yang ditumpangi Imam Sholikin tiba di lokasi, suasana sudah gelap. Tidak jauh dari lokasi tersebut terdapat puluhan kapal nelayan lainnya.

Untuk memastikan posisi tepat menebar jaring, kapal yang ia tumpangi terus bergerak.

Namun karena situasi gelap, kapal yang berisi empat orang tersebut terlalu menepi mendekat sisi tebing.

"Karena gelap, tebing tidak terlihat," ujar Imam.

Terpental, kapal hancur

Ketika Imam mengamati situasi sekitar, secara tiba-tiba gelombang tinggi datang dari sisi kiri perahu mereka. Akhirnya, perahu tergulung dan terempas ke tebing batu karang. 

Perahu yang dinaiki oleh Imam juga sempat berbenturan dengan perahu lainnya.

"Kejadiannya itu sangat singkat. kami masih jalan belum menemukan ikan. Ketika menoleh ke kiri, tiba-tiba ombaknya besar," kata Imam.

Imam pun terpental dari kapal dan jatuh ke laut. Sekuat tenaga, ia berusaha naik ke permukaan.

Imam melihat kapalnya sudah hancur dan banyak benda lain yang terapung.

"Saya terpental dari perahu, kemudian saya berusaha naik ke permukan dan saya toleh perahu itu sudah hancur," katanya.

Dalam situasi yang gelap, Imam tidak melihat kawannya yang lain. Dia hanya mendengar suara minta tolong. Terdengar pula suara yang mengarahkannya agar memegang pelampung 

"Saya hanya mendengar suara minta tolong dan suara teriakan.. pegang pelampung, pegang pelampung gitu. Tapi tidak kelihatan orangnya," terang Imam.

Dalam situasi tersebut, Imam berenang ke tengah, menjauh dari tebing batu karang. Ia berenang sambil memegang potongan styrofoam. 

Lalu tangan kanannya melambai-lambai ke atas sambil berteriak minta tolong.

"Saya berusaha berenang ke tengah, minta tolong teriak teriak, sambil tangan kanan saya lambaikan ke atas," ujar Imam.

Ditolong

Setelah terombang-ambing di laut selama 15 menit, kapal nelayan lain datang. Imam pun diselamatkan.

"Saya ditolong oleh kapal nelayan lain dengan lampu senter mencari suara teriakan saya," ujar Imam.

Kemudian ia dibawa ke dermaga pantai Prigi Trengalek bersama korban selamat lainnya.

"Kalau cuaca saat itu lagi biasa saja. Kami yang terlalu menepi dekat tebing batu karang," terang Imam.

Imam mengeluhkan dadanya hingga kini masih terasa sakit. Selain itu pinggang serta tangan mengalami luka goresan.

"Yang saya rasakan dada sakit, mungkin karena benturan air laut. Juga luka gores dipinggang juga tangan, tidak tau terkena apa. Air laut juga sempat terminum," terang Imam Sholikin.

Diketahui, kecelakaan terjadi antara perahu dengan nama lambung EXEL milik warga Desa Tasikmadu Kecamatan Watulimo Trenggalek, dengan perahu nama lambung Wilwo milik warga Kecamatan Watulimo Trenggalek.

Kedua kapal tersebut tersapu ombak besar, kemudian terempas pada tebing batu karang.

Akibat kejadian tersebut, empat orang selamat. Empat orang lainnya dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/09/050000878/cerita-nelayan-yang-selamat-dalam-kecelakaan-laut-di-trenggalek--saya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke