Salin Artikel

Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

KOMPAS.com - Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi terletak di Dusun Gesikharjo, Desa Gesik, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Secara geografis, lokasi makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi berbatasan langsung dengan Laut Jawa.

Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi merupakan ayah dari Sunan Ampel.

Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi adalah seorang ulama dengan ilmu agama yang tinggi.

Sosok Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi merupakan ayah dari Sunan Ampel. Dia juga kakek dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat.

Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi

Daya Tarik Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi

Komplek Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi terdiri dari makam keluarga dan makam sahabat Maulana Ibrahim Asmoroqondi.

Istri Maulana Ibrahim Asmoroqondi juga dimakamkan di komplek tersebut.

Perbedaan makam dapat dilihat dari bentuk nisannya. Nisan makam perempuan bentuknya lurus, sedangkan nisan makam sahabat berbentuk lancip.

Bentuk Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi tampak mencolok dengan bangunan besar dan selalu ramai peziarah.

Para peziarah yang datang dari berbagai daerah tersebut umumnya duduk di dekat area makam.

Dalam kompleks makam tersebut juga terdapat masjid yang terletak di sebelah timur makam. Bangunan masjid ditopang dengan empat soko besar. Uniknya banyak burung terbang bebas di area dalam masjid.

Diperkirakan masjid dibangun sebelum makam, karena pembangunan masjid dilakukan oleh Maulana Ibrahim Asmoroqondi.

Keberadaaan makam baru ada sejak Maulana Ibrahim Asmoroqondi meninggal dunia.

Kompleks makam tersebut juga terdapat peninggalan bersejarah lainnya, seperti bedug, sumur, mimbar, dan benda-benda pribadi Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi.

Peringatakan haul Maulana Ibrahim Asmoroqondi dilakukan setiap bulan Syawal. Rangkaian kegiatan dilakukan dua pekan untuk memperigati haul.

Dalam acara tersebut, para peziarah mengirimkan doa kepada Syekh Asmorogondi sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas jasanya dalam syiar Islam di Nusantara.

  • Riwayat Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi

Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada abad ke-14.

Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi adalah putra dari Syekh Jumadil Kubro atau Syekh Jamaludin Kubro, ulama besar yang berpengaruh dalam penyebaran Islam di Majapahit.

Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi atau Syekh Asmoroqondi adalah salah satu wali penyebar agama Islam di Jawa.

Babad Tanah Jawi menyebutkan nama Makdum Ibrahim Asmoro atau Maulana Ibrahim Asmoro. Dalam lidah Jawa, nama tersebut dilafalkan as-Samarqandi, kemudian berubah menjadi Asmoro Qondi.

Syekh Asmoroqondi dikenal sebagai sosok pejuang yang kokoh dalam menyebarkan agama Islam dan memiliki keahlian pandai besi untuk membuat persenjataan.

Sepanjang hidupnya, Syekh Asmoroqondi memiliki dua istri,yaitu Retno Jumilah dan Dewi Candrawulan. 

Retno Jumilah adalah putri dari Raja Majapahit Prabu Brawijaya V.

Pernikahannya dengan Retno Jumilah dikaruniai putra yang bernama Ishaq Maqdum atau Syekh Maulana Ishaq.

Ishaq Maqdum menikah dengan Nyai Ageng Manila, putri dari Raden Patah, Raja Demak.

Pernikahan tersebut melahirkan anak laki-laki yang bernama Raden Maulana Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang.

Dewi Candrawulan yang merupakan istri kedua Syekh Asmoroqondi adalah kakak dari Raja Campa Prabu Kertawijaya.

Pernikahannya dengan Dewi Candrawulan dikaruniai dua putera, yaitu Ali Murtadho atau Raden Satri Raja Pandhita dan Ali Rahmatullah atau Raden Rahmad yang merupakan nama asli dari Sunan Ampel.

Ali Murtadho menikah dengan Nyai Ageng Niswati, putri Raja Gresik yang bernama Pabu Satmana. Pernikahan tersebut melahirkan Sunan Drajat.

Syekh Asmoronqondi adalah ayah dari Sunan Ampel dan kakek dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat.

Ketiga wali tersebut merupakan anggota walisongo, penyebar agama Islam di Jawa pada abad ke-15 hingga ke-16.

Peranan Syekh Asmoroqondi sangat penting dalam syiar Islam di Nusantara. Dia merupakan guru dari para wali yang mengajarkan agama dan tasawuf.

Syekh Asmoroqondi juga membantu para wali menebarkan agama Islam secara damai dan bijaksana.

Pendekatan yang dilakukannya adalah budaya dan seni yang menarik simpati masyarakat.

Pendekatan budaya yang dilakukannya adalah menggunakan wayang kulit sebagai media dakwah.

Dia juga mengadopsi cerita Hindu-Buddha di masyarakat Jawa, kemudian menyisipkan ajaran-ajaran Islam di dalamnya.

Syekh Asmoroqondi juga mempunyai peranan dalam bidang politik dan militer.

Dia membantu para wali untuk melawan Portugis, yang berusaha menguasai Nusantaran.

Peranan lainnya membantu kerajaan-kerajaan Islam (seperti Demak, Gresik, dan Tuban) dalam mempertahankan kedaulatan dan keamanannya.

Keahliannya dalam pande besi digunakan untuk membuat persenjataan yang berkualitas bagi pejuang Islam.

Syekh Asmoroqondi berdakwah di Tuban hingga akhir hayatnya pada 1425 M.

Jam Buka Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi

Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi terbuka selama 24 sehingga tidak ada batasan waktu bagi peziarah yang ingin memberikan penghormatan.

Rute Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi

Jarak tempuh Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoroqondi dari pusat Kota Tuban sekitar 11,9 kilometer dengan waktu tempuh 24 menit.

Perjalanan akan melalui Jalan Kragan-Rembang-Surabaya, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Raya Pantura, Jalan Raya Dandeles, dan Jalan Raya Gresik.

Sumber:

intisari.grid.id

www.nu.or.id

kebudayaan.kemdikbud.go.id

Google Maps

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/01/170122878/makam-syekh-maulana-ibrahim-asmoroqondi-daya-tarik-jam-buka-dan-rute

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke