Salin Artikel

Pelintasan Tempat Kecelakaan Luxio Vs KA Dhoho di Jombang Ditutup untuk Roda 4

JOMBANG, KOMPAS.com - Pelintasan kereta api tanpa palang pintu di Dusun Gondekan, Desa Jambu, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, ditutup untuk akses kendaraan roda 4.

Penutupan ini sebagai buntut dari kecelakaan mobil Luxio vs KA Dhoho yang terjadi di pelintasan itu pada Sabtu (29/7/2023) malam.

Kecelakaan itu menyebabkan 6 korban meninggal dunia serta 2 korban dirawat di rumah sakit akibat luka berat.

Sebelumnya, pelintasan yang berada di ruas jalan Jombang - Gudo tersebut bisa dilalui kendaraan roda 4, terutama jenis minibus atau kendaraan pribadi.

Penutupan pelintasan sebidang di Dusun Gondekan, Desa Jabon, Kabupaten Jombang, itu dilakukan pada Selasa (1/8/2023). Penutupan ditandai dengan pemasangan batang besi di sisi utara dan selatan pelintasan untuk menghalangi kendaraan roda 4 melintas.

Ada empat batang besi yang ditancapkan dengan jarak masing-masing sekitar 1 meter.

Pemasangan penghalang untuk kendaraan roda 4 tersebut dilakukan oleh petugas dari petugas dari PT KAI, disaksikan pejabat PT KAI Daop 7 Madiun dan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jombang.

Manajer Humas PT KAI Daop 7 Madiun Supriyanto mengatakan, penutupan jalan untuk akses kendaraan roda 4 di pelintasan sebidang itu dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan saat kereta api melintas.

Penutupan pelintasan sebidang tersebut juga sebagai langkah antisipasi agar peristiwa yang terjadi pada Sabtu malam tidak terulang.

"Dilakukan penyempitan atau normalisasi. Jadi nanti hanya sepeda motor yang bisa lewat di pelintasan sebidang ini," kata Supriyanto saat penutupan akses pelintasan dari kendaraan roda 4.

Dia menjelaskan, penutupan pelintasan dari akses kendaraan roda 4 tersebut dilakukan berdasarkan hasil koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Jombang.

"Untuk sementara atau seterusnya, nanti dari pemerintah daerah yang akan mengevaluasi. Karena setiap triwulan itu kan, pemerintah wajib mengevaluasi terkait keberadaan perlintasan sebidang," ujar Supriyanto.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jombang Budi Winarno mengatakan, penutupan akses untuk kendaraan roda 4 di pelintasan sebidang di Dusun Gondekan, Desa Jabon, direncanakan bersifat sementara. Mengingat, ruas jalan kabupaten itu cukup penting bagi pengguna jalan.

Akses itu akan dibuka lagi setelah Pemkab Jombang memasang palang pintu di pelintasan tersebut.

"Melihat situasi dan kondisi, untuk sementara kita tutup atau kita normalisasi, sampai dengan terpenuhinya sarana (pos dan palang pintu) tersebut," ujar Budi.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, mobil Daihatsu Luxio berpenumpang 8 orang tertabrak kereta api di pelintasan kereta tak berpalang pintu di jalan Dusun Gondekan, Desa Jabon, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (29/7/2023) malam.

Peristiwa itu menyebabkan 6 orang meninggal di lokasi kejadian, serta 2 orang mengalami luka berat dan harus menjalani perawatan intensif di RSUD Jombang.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/08/01/135824078/pelintasan-tempat-kecelakaan-luxio-vs-ka-dhoho-di-jombang-ditutup-untuk

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com