Salin Artikel

Setelah Kereta Tabrak Bus Tewaskan 6 Orang, Jombang Antisipasi 5 Pelintasan KA Tak Berpalang

JOMBANG, KOMPAS.com - Bupati Jombang Mundjidah Wahab mengungkapkan, jumlah pelintasan kereta api di daerahnya saat ini ada 23 titik dan lima di antaranya tidak berpalang pintu.

Setelah berkoordinasi dengan PT KAI, pemasangan palang pintu di lokasi rawan kecelakaan terus dilakukan secara bertahap.

“Pelintasan di Kabupaten Jombang ada di 23 ruas jalan, baik itu jalan jalan desa maupun ruas jalan kabupaten. Sudah kita tangani (dipasang palang pintu), yang tujuh ditangani PT KAI, kemudian yang lain kita tangani, kita cicil terus setiap tahun,” kata Mundjidah saat menjenguk korban kecelakaan maut antara Daihatsu Luxio dengan KA Dhoho yang masih menjalani perawatan di RSUD Jombang.

Kecelakaan tersebut terjadi di pelintasan kereta api tak berpalang pintu di Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Korban yang masih dirawat adalah Arimbi (11), warga Desa Bakung Temenggungan, Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo, dan Fikri Hidayatulah (22), warga Dusun Bangi, Desa Woromarto, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri.

Arimbi dan Fikri merupakan penumpang mobil Luxio yang tertabrak KA Dhoho di pelintasan kereta tak berpalang pintu di jalan Dusun Gondekan, Desa Jabon, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (29/7/2023) malam.

Selain melukai Arimbi dan Fikri, kecelakaan itu memakan korban jiwa enam orang. Semua korban meninggal telah dimakamkan. Lima korban dimakamkan di Sidoarjo dan satu korban lainnya dikubur di Nganjuk.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Senin (31/7/2023) siang, Bupati Jombang Mundjidah didampingi perwakilan PT Jasa Raharja Agus Wibowo, Direktur RSUD Jombang Ma'murotus Sa’diyah, serta Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jombang Budi Winarno, mendatangi ruang tempat Arimbi dan Fikri dirawat.

Di ruang perawatan, Mundjidah sempat berbincang dengan Sujari dan istrinya yang saat itu menjaga Fikri, anak dari pasangan suami istri tersebut.

Selain menengok Fikri, Mundjidah juga sempat menjenguk Arimbi yang saat itu sudah sadar.

Bupati mengatakan, saat ini masih ada lima titik pelintasan kereta api tak berpalang pintu dengan kondisi arus lalu lintasnya cukup ramai.

Salah satunya berlokasi di Dusun Gondekan, Desa Jambu, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.

Mundjidah mengatakan, untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat saat melintas di ruas jalan yang terdapat pelintasan kereta api tak berpalang pintu, Pemkab Jombang berencana memasang palang pintu. 

“Sekarang ini masih ada lima titik yang belum terpasang palang pintu. Pada tahun 2023 ini kita siapkan untuk satu titik, lalu yang empat titik nanti pada 2024. Jadi, insya Allah pada 2024 nanti sudah tuntas,” ujar dia.

Ditutup sementara

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jombang Budi Winarno mengatakan, pihaknya berencana menutup pelintasan tak berpalang pintu di Dusun Gondekan, Desa Jabon, Kabupaten Jombang, serta satu titik di Dusun Caruk, Desa Jabon.

Menurut Budi, penutupan tersebut bersifat sementara untuk meminimalisasi kecelakaan yang melibatkan pengguna jalan dengan kereta api.

“Rencana besok akan kami tutup. Penutupan bersifat sementara dan akan kami buka sampai bisa menyediakan pos dan rambu pelintasan,” ujar Budi. 

Dia menambahkan, penutupan pelintasan sebidang tanpa palang pintu itu juga akan dikoordinasikan dengan PT KAI dan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur.

Sebagaimana diberitakan, mobil Daihatsu Luxio berpenumpang 8 orang tertabrak kereta api di pelintasan kereta tak berpalang pintu di jalan Dusun Gondekan, Desa Jabon, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (29/7/2023) malam.

Peristiwa itu mengakibatkan enam orang meninggal di lokasi kejadian, serta dua orang mengalami luka berat dan harus menjalani perawatan intensif di RSUD Jombang.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/07/31/170121578/setelah-kereta-tabrak-bus-tewaskan-6-orang-jombang-antisipasi-5-pelintasan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com