Salin Artikel

Saat PKL di Kota Batu Tak Berjualan karena Kesulitan Dapat Elpiji 3 Kilogram...

BATU, KOMPAS.com - Warga Jalan Lesti, Kota Batu, Jawa Timur, terlihat mengantre untuk membeli elpiji 3 kilogram, Selasa (25/7/2023) pagi. Mereka kesulitan mendapatkan elpiji subsidi dalam sepekan terakhir.

Sumarni (48), salah satu warga Jalan Lesti, mengaku kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram selama sepekan ini. Dia terpaksa mencari elpiji 3 kilogram hingga ke kecamatan lain.

Ketika dapat pun, ia hanya bisa membeli satu tabung isi ulang saja. Sumarni berharap bisa kembali mendapatkan elpiji 3 kilogram dengan mudah di sekitar wilayah tempat tinggalnya.

"Ini ngantre, ada yang dekat, semoga bisa kedapatan. Kecewa, iya, kita masyarakat kecil yang jadi kesusahan. Kalau saya mensiasatinya, masak biasanya dua kali sehari, sekarang satu kali saja sudah cukup, daripada gasnya cepat habis," kata Sumarni.

Hal yang sama juga dirasakan para Pedagang Kaki Lima (PKL) di seputaran Alun-Alun Kota Batu. Beberapa dari mereka bahkan selama dua hari memilih tidak berjualan karena kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram.

"Ada beberapa pedagang tidak berjualan karena sulit mencari gas. Dua hari sempat enggak berjualan sekitar delapan pedagang karena terkendala gas. Pengecer-pengecer di Batu banyak yang tidak berjualan," kata Ketua PKL Pelaku Niaga Sipil (PNS) Alun-Alun Kota Batu, Puspita Herdysari.

Pipit, sapaan akrabnya mengatakan, para pedagang baru hari ini bisa mendapatkan isi ulang tabung elpiji 3 kilogram. Setiap pedagang mendapatkan satu tabung. Total ada sekitar 560 pedagang yang mendapat pasokan elpiji 3 kilogram.

Sebelumnya, dia mewakili para pedagang telah mengajukan permintaan pasokan elpiji 3 kilogram ke Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Batu untuk bisa diteruskan ke pihak Pertamina.

"Hari ini permintaan pedagang alun-alun dikabulkan. Ini kita sudah mengambil diwakili beberapa perwakilan bawa pikap, hari ini pendistribusian, kemarin mengumpulkan tabung kosong saja dari para pedagang," katanya.

Dia berharap, pemerintah dan Pertamina dapat terus mengakomodasi pasokan elpiji 3 kilogram ke para pedagang secara berkelanjutan. Apalagi, kebutuhan gas yang digunakan pedagang meningkat ketika akhir pekan.

"Harapannya kalau memang seperti ini kondisinya ya bisa terus diakomodasi, enggak berhenti hari ini saja, ya terutama ketika weekend kebutuhannya lebih daripada hari biasanya," katanya.

Sementara itu, Pemkot Batu melakukan tiga langkah strategis untuk mengakomodasi kebutuhan elpiji 3 kilogram. Pertama, melakukan koordinasi dengan Pertamina untuk mengeluarkan cadangan tabung elpiji 3 kilogram sehingga kebutuhan tercukupi.

Kedua, melakukan sidak ke agen penjualan agar tidak menahan stok dan mengecek secara langsung ketersediaan barang. Ketiga, berkoordinasi ke Dirjen Migas Kementerian ESDM RI di Jakarta untuk menambah jumlah kebutuhan elpiji 3 kilogram di Kota Batu.

Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menjelaskan, langkah tersebut diambil mengingat kondisi Kota Batu berbeda dengan daerah lainnya karena setiap akhir pekan biasanya terjadi peningkatan permintaan elpiji. Hal ini seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Kota Batu.

"Sejak ditetapkan masa endemi Covid-19, tiap akhir pekan kota kita ini selalu dibanjiri wisatawan, dan jumlahnya meningkat dibanding tahun sebelumnya. Kedatangan wisatawan pasti linier dengan kebutuhan kuliner, sehingga hampir di setiap minggu ada peningkatan kebutuhan," katanya.

Sedangkan, untuk kebutuhan LPG 3 kilogram di Kota Batu sebelumnya sejumlah 12.260 MT dan saat ini terjadi peningkatan sebesar 13.091 MT.

Aries telah berkirim surat ke Dirjen Migas untuk penambahan kuota dengan nomor surat 510/2193/422.113/2023 tanggal 21 Juli 2023.

Sementara itu, hasil koordinasi dengan Pertamina, yakni digelontorkannya cadangan elpiji sebanyak 1.470 tabung yang disebar ke 100 agen di Kota Batu pada Senin (24/7/2023).

Hal itu untuk memenuhi kebutuhan kekurangan stok yang ada saat ini. Setiap isi ulang tabung elpiji 3 kilogram dijual dengan harga Rp 16.000.

Kepala Diskumdag Kota Batu Eko Suhartono mengatakan, pasokan 1.470 tabung elpiji 3 kilogram yang dikirim Pertamina untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Elpiji 3 kilogram dikirim untuk operasi pasar antara Pemkot Batu dan Pertamina yang diharapkan dapat menstabilkan antara permintaan serta ketersediaan barang.

Eko menjelaskan, untuk hari libur, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Pertamina guna penambahan stok elpiji 3 kilogram. Menurutnya, tingginya permintaan elpiji saat liburan berpengaruh pada ketersediaan barang di Kota Batu.

"Hari ini telah datang 1.470 tabung elpiji untuk memenuhi stok saat ini. Diharapkan respons positif dari Pertamina ini akan aman untuk menstabilkan antara permintaan dan stok sehingga tidak ada lagi kelangkaan elpiji 3 kilogram," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/07/25/183712178/saat-pkl-di-kota-batu-tak-berjualan-karena-kesulitan-dapat-elpiji-3

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com