Mereka tak menyangka menemukan bangkai mesin dan baling-baling pesawatI di tengah aktivitasnya mencari ikan.
Keduanya sepakat membawa temuan tersebut ke daratan. Mereka pulang tanpa membawa ikan.
"Saya mengira kayu atau besi biasa, tapi semakin ditarik makin berat. Sampai akhirnya, saya minta bantuan kepada kapal lain untuk ikut membawa (menuju daratan)," ujar Nafik, kepada awak media, Senin (24/7/2023).
Nafik menjelaskan, butuh hingga tiga kapal untuk dapat membawa temuan tersebut sampai ke daratan.
Jaring milik Muhajir dan Nafik rusak usai digunakan menarik temuan tersebut.
"Sudah tidak bisa digunakan jaringnya. Kalau dibilang rugi ya rugi, tidak dapat ikan malah bangkai besi. Akhirnya pulang tidak membawa apa-apa," ucap Nafik.
Estimasi Nafik, kerugian yang harus ia tanggung bersama Muhajir setelah membawa bagian pesawat itu adalah Rp 7 juta.
Apalagi, selain jaring rusak, kedua nelayan juga pulang tanpa mendapat ikan seperti biasanya.
"Harusnya ada timbal balik dari penemuan ini. Apalagi saat membawa bangkai pesawat, jarak tempuh yang biasanya hanya tiga jam sampai di darat, harus ditempuh lima jam," kata Nafik.
Kapolsek Panceng Iptu Nasuka mengatakan, diperlukan identifikasi lebih lanjut terkait bangkai pesawat untuk mengetahui asal maupun jenis pesawat.
Sekaligus untuk mengungkap, apakah temuan bangkai pesawat itu merupakan tinggalan perang dunia II.
"Dapat laporan dari masyarakat Sabtu (22/7/2023) kemarin sekitar pukul 10.00 WIB. Mesin pesawat berbentuk bulat, dengan diameter kurang lebih sekitar 1,5 meter. Ada tiga daun baling-baling yang terpasang ke mesin, dengan ukuran panjang sekitar 1,5 meter,” tutur Nasuka.
Sementara Pjs Danramil 0817 /14 Panceng Kapten Inf Ahmad Salami menambahkan, pihaknya menunggu petunjuk dan instruksi dari Komandan Kodim (Dandim) 0817 Gresik untuk tindak lanjut mengenai temuan bangkai pesawat tersebut.
Temuan tersebut, kata Salami, telah dilaporkan kepada jajaran Kodim 0817 Gresik.
"Kami menunggu arahan dan petunjuk dari atasan. Sekarang benda yang diduga peninggalan perang dunia ke-II ini masih diamankan di pelabuhan perahu warga Desa Campurejo, Kecamatan Panceng," tutur Salami.
Kepala Desa Campurejo Amudi berharap, pemerintah dan pihak-pihak terkait dapat melihat sekaligus melakukan identifikasi atas temuan bangkai pesawat tersebut.
Sekaligus menyarankan adanya apresiasi kepada Nafik dan Muhajir bila nantinya temuan tersebut merupakan benda peninggalan bersejarah, terlebih jaring kedua nelayan hingga mengalami kerusakan.
"Imbauan, baiknya ada penghargaan untuk nelayan, karena jerih payah nelayan harus diapresiasi," kata Amudi.
https://surabaya.kompas.com/read/2023/07/24/202354378/nelayan-di-gresik-temukan-mesin-dan-baling-baling-pesawat-diduga-sisa