Salin Artikel

Wali Kota Blitar Koreksi Total Uang yang Digondol Perampok Rumdin, Sebelumnya Rp 400 Juta Kini Rp 750 Juta

Membacakan dakwaan terhadap salah satu terdakwa mantan Wali Kota Blitar M Samanhudi Anwar, jaksa Sabetania menyebut Samanhudi memberikan informasi keberadaan uang senilai Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar tersebut kepada tiga terdakwa lain saat mereka menjalani hukuman di Lapas Sragen, Jawa Tengah pada 2020.

Menurut tim jaksa penuntut umum (JPU), Samanhudi juga memberikan detail denah rumah dinas Wali Kota Blitar, jam-jam yang tepat untuk merampok, hingga cara menemukan kotak (boks) dimana Wali Kota Santoso biasa menyimpan uang tunai.

Isi dakwaan dari tim JPU itu berbeda dengan pernyataan Santoso yang mengaku uang tunai yang dia simpan dan diambil kawanan perampok pada Senin (12/12/2022) dini hari lalu sebesar sekitar Rp 400 juta.

Menanggapi hal ini, Santoso mengoreksi pernyataan sebelumnya tentang jumlah uang tunai yang dibawa kabur kawanan perampok.

Menurut Santoso, uang milik istrinya ternyata juga ikut diambil oleh kawanan perampok, sehingga jumlahnya menjadi lebih dari Rp 400 juta.

“Jadi begini. Uang itu disamping uang saya sendiri tapi juga miliknya istri. Itu dari hasil uang pertanian, dari sawah yang dimiliki. Itu kebetulan juga ditaruh disitu,” jelas Santoso saat ditemui di Kantor Wali Kota Blitar, Jumat (21/7/2023).

Santoso membenarkan bahwa sebelumnya dirinya menduga kawanan perampok hanya mengambil uang tunai miliknya sebesar sekitar Rp 400 juta.

Namun, lanjutnya, beberapa saat setelah kejadian dia dan istri mengecek boks tempat menyimpan uang dan mendapati uang istrinya, Feti Wulandari, ikut dibawa perampok.

“Kalau saya pribadi ya sekitar Rp 400 (juta) berapa gitu. Lha sisanya milik ibunya juga ternyata ‘katut digowo’ (ikut dibawa), itu yang sudah dikumpulkan. Kemudian setelah dicek woo... Ternyata juga ‘katut’ (ikut) tidak ada. Sehingga akumulasinya adalah sekian,” tuturnya.

“”Ya, kurang lebih 750-an (juta). Saya gak tahu persis jumlahnya. Ya, karena gak mungkin tiap hari ‘ngetung’ (menghitung),” kata dia.

Banyak kebutuhan mendadak

Santoso membenarkan biasa menyimpan uang tunai ratusan juta rupiah di dalam boks yang terletak dalam almari di rumah dinasnya.

Uang tunai sebanyak itu, kata dia, tidak disimpan di bank agar memudahkan dirinya sewaktu-waktu mengambil untuk memenuhi banyaknya kebutuhan mendadak pada uang tunai.

“Karena kebutuhan saya itu kan kadang-kadang sering mendadak. Ada permohonan proposal yang harus ditindaklanjuti, kebutuhan anak-anak saya kuliah yang harus segera... Kalau saya pakai anu kan terlalu lama,” terangnya.

“Dan saya tidak biasa menggunakan brankas. Sing disimpen neng brankas ki duite piro lho (mau disimpan di brankas memang berapa duitnya),” tambah Santoso.

Diberitakan, perampokan terhadap Wali Kota Blitar Santoso dan istri di rumah dinas di Jalan Sodanco Supriyadi, Kota Blitar terjadi pada Senin (12/12/2022) dini hari.

Kawanan perampok yang diduga terdiri dari tiga orang itu bahkan sempat melakukan penganiayaan terhadap Santoso dan mengancam akan menelanjangi istrinya sebelum akhirnya membawa kabur uang senilai Rp 730 juta besertas sejumlah perhiasan.

Polisi menangkap seluruh pelaku perampokan 24 hari setelah kejadian, Kamis (12/1/2023). Ketiga pelaku adalah NT, AJ, dan AS, yang ditangkap di lokasi yang berbeda-beda.

Beberapa hari setelah berhasil menangkap 3 pelaku tersebut, personel Jatanras Polda Jatim menangkap Samanhudi saat berada di lapangan futsal miliknya di Kelurahan Bendo, Kota Blitar pada Jumat (27/1/2023) pagi.

Dakwaan jaksa mengungkap, Samanhudi menunjukkan denah rumah dinas Wali Kota Blitar kepada para pelaku perampokan.

Pertemuan antara Samanhudi dan para pelaku terjadi saat Samanhudi dipindahkan ke Lapas Sragen, Jawa Tengah, pada 2020 di akhir masa hukumannya dalam perkara suap. Samanhudi keluar dari Lapas Sragen dan menghirup udara bebas pada Senin (10/10/2022).

https://surabaya.kompas.com/read/2023/07/21/172618878/wali-kota-blitar-koreksi-total-uang-yang-digondol-perampok-rumdin

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com