Salin Artikel

Dinas Peternakan Pastikan Kabupaten Blitar Bebas Antraks

BLITAR, KOMPAS.com – Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar memastikan wilayahnya terbebas dari kasus antraks meskipun pada 2014 menjadi daerah pertama yang mengumumkan kasus antraks di Jawa Timur.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Nanang Miftahudin mengatakan, hingga saat ini wilayah Kabupaten Blitar masih nihil kasus antraks di tengah kemunculan kasus tersebut di Wonogiri, Jawa Tengah.

“Kita memang pernah menjadi daerah di Jawa Timur yang pertama kali men-declare kasus positif antraks tahun 2014. Tapi saat itu kasus segera ditangani dan tidak menyebar. Hingga saat ini kita masih nihil kasus suspek atau pun positif antraks,” ujar Nanang saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (14/7/2023).

Nanang menuturkan, pada tahun 2014 ditemukan kasus positif antraks di sebuah peternakan sapi di Kecamatan Srengat dengan populasi sebanyak 32 ekor.

“Sebelum kami mengetahui, di peternakan itu sudah ada dua ekor sapi yang mati karena antraks. Kemudian kami datang dan minta agar area peternakan diisolasi,” ujarnya.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, kata Nanang, penyebaran antraks berhasil ditangkal meskipun satu ekor sapi lagi mati di peternakan tersebut saat berada dalam penanganan pihaknya, sehingga total kematian sapi akibat antraks menjadi 3 ekor di peternakan itu.

Sedangkan, 29 ekor sapi yang tersisa dapat sembuh total dari serangan antraks dan dapat diselamatkan nyawanya.

“Sejak kasus itu, setiap 6 bulan sekali kita lakukan vaksinasi antraks pada hewan ternak sapi, kerbau, kambing dan domba yang ada di radius 1 kilometer dari peternakan tempat kemunculan antraks tersebut,” jelasnya.

Nanang mengatakan, antraks disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis yang sebenarnya mudah mati dengan pemberian antibiotik pada hewan yang terjangkit.

Namun, dia membenarkan bahwa bakteri antraks yang membentuk spora dapat bertahan selama puluhan tahun bahkan mungkin ratusan tahun.

Antraks, lanjutnya, dapat menyebabkan kematian tiba-tiba pada hewan yang terjangkit dengan darah encer keluar dari lubang yang ada seperti mulut, hidung, anus, dan telinga.

Nanang mengaku sudah mendengar adanya 6 warga Kabupaten Pacitan, Jawa Timur yang berstatus suspek antraks karena antraks merupakan penyakit zoonosis yang dapat menular ke manusia.

Kabupaten Blitar memiliki populasi hewan ternak yang dapat tertular antraks dalam jumlah cukup besar, yakni sekitar 331.680 ekor terdiri dari sapi, kerbau, kambing, dan domba.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/07/14/162114178/dinas-peternakan-pastikan-kabupaten-blitar-bebas-antraks

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke