Salin Artikel

Sopir Mobil Boks Dikeroyok karena Tak Mau Beri Jalan Ambulans, Warga: Pengantar Malah Ditabrak

Pengeroyokan tersebut disebabkan lantaran pengemudi mobil boks disebut tidak memberikan jalan untuk ambulans yang akan lewat pada Kamis (6/7/2023).

Kronologi versi saksi

Hasan yang tinggal di sekitar lokasi kejadian bercerita, kejadian bermula ketika sejumlah orang melewati Jalan Sasak dengan menggunakan sepeda motor.

Mereka meminta agar ruas jalan itu dikosongkan, karena akan ada ambulans melintas.

"Kejadiannya itu hari Kamis sore, sekitar Ashar. Katanya, orang-orang itu mengantarkan jenazah pakai ambulans," kata Hasan, Selasa (11/7/2023).

Kemudian, kata Hasan, massa juga meminta agar mobil boks dengan nomor polisi L 9743 CO itu menepi. Namun, pengemudi kendaraan tersebut tetap melaju di tengah Jalan Sasak.

"Mobil boksnya itu jalan pelan, terus dicegat sama orang (pengawal ambulans). Maksudnya disuruh berhenti, tapi dia (sopir) enggak mau," jelasnya.

Akhirnya, salah seorang dari kelompok pengantar, memutuskan untuk menghentikan mobil boks tersebut. Tujuannya agar ambulans pembawa jenazah yang masih tertahan bisa segera melintas.

"Orangnya (awalnya) menghalangi dari pinggir, terus mobil boksnya itu jalan, malah ke tengah. Terus dia (pengantar) malah ditabrak sampai gulung-gulung," ucapnya.

Sopir dikeroyok

Mengetahui hal tersebut, massa pengantar ambulans lainnya akhirnya marah kepada pengemudi mobil boks tersebut.

Mereka langsung menutup akses keluar Jalan Sasak dengan gerobak.

"Sama massa dihajar sekitar setengah jaman lebih itu, hampir satu jam. Sopirnya enggak sempat turun, tapi kernetnya meloloskan diri," ujar dia.

Sedangkan, ambulans yang diharapkan segera melintas justru ikut tertahan di Jalan Sasak. Hal tersebut terjadi lantaran massa mengamuk cukup lama.

"Setelah kejadian itu Satpol PP datang, ambulans-nya masih di sana (ujung Jalan Salak). Setelah aman ambulans baru bisa masuk bawa jenazah itu," jelasnya.

Penjelasan polisi

Sementara itu, Kapolsek Semampir, Kompol Nur Suhud mengatakan, massa pengantar ambulans ketika itu emosi dan mengeroyok pengemudi mobil boks, lantaran mengira terjadi tabrak lari.

"Dikiranya mau kabur, padahal tidak, itu juga bukan tabrak lari. Memang ada yang tertabrak saat itu, tapi pengemudinya mau tanggung jawab," kata Suhud.

Suhud menyebutkan, pengemudi mobil boks dan pengawal ambulans akhirnya ditemukan di Polsek Semampir. Keduanya akhirnya memutuskan berdamai karena masih memiliki hubungan keluarga.

"Sudah dimusyawahkan antarkedua keluarga, bersama sesepuh, ternyata semua masih keluarga. Keduanya juga menyadari sama-sama emosi," jelasnya.

Sebelumnya, beredar video sejumlah warga mengepung dan merusak sebuah mobil boks di tengah jalan Surabaya. Diduga pengemudi kendaraan tersebut enggan menepi ketika ada ambulans hendak melintas.

Video tersebut memperlihatkan, sebuah mobil boks dengan nomor polisi L 9743 CO dihentikan oleh sejumlah warga. Masyarakat juga nampak menutup jalan.

Tampak seseorang memecahkan bagian depan mobil tersebut hingga hancur. Sedangkan, beberapa orang lainya terlihat memukuli pengemudi kendaraan menggunakan tangan dan helm.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/07/11/202402278/sopir-mobil-boks-dikeroyok-karena-tak-mau-beri-jalan-ambulans-warga

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com