Salin Artikel

Terdampak Banjir Lumajang, 69 Warga Desa Jugosari Mengungsi

Untuk diketahui, Desa Jarit adalah berbatasan dengan Desa Jugosari. 

Eni, salah satu pengungsi mengatakan, ia dan keluarganya memilih mengungsi karena masih trauma dengan kejadian erupsi Semeru tahun 2021.

Meski rumahnya belum terdampak banjir, namun besarnya banjir lahar beresiko meluap hingga ke permukiman.

Pasalnya, kata Eni, tanggul yang berada di depan rumahnya sudah terkena terjangan banjir.

“Rumah enggak kena tapi depan rumah tanggul kena. Jadi antisipasi mengungsi dulu soalnya hujannya besar dari semalam,” kata Eni di lokasi pengungsian.

Riski, pengungsi lainnya juga mengaku memilih mengungsi karena khawatir rumahnya diterjang banjir.

"Begitu kita dengar informasi airnya tambah besar kita langsung mengungsi, khawatirnya sampai ke rumah," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Jarit, Novita mengatakan keperluan yang dibutuhkan oleh para pengungsi yakni obat-obatan, makanan dan pakaian.

“Yang dibutuhkan keperluannya yakni obat, pakaian, makanan. Perlengkapan bayi juga,” ujarnya.

Menurutnya, sejauh ini belum ada laporan korban jiwa akibat bencana tersebut.

Namun, dampak kerusakan yang diakibatkan banjir lahar hujan tersebut adalah putusnya 3 jembatan.

Jembatan yang dimaksud adalah Jembatan Kali Regoyo di Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro, Jembatan di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro dan Jembatan perbatasan Lumajang-Malang di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/07/07/205223278/terdampak-banjir-lumajang-69-warga-desa-jugosari-mengungsi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke