Salin Artikel

Makam Pensiunan TNI di Blitar Dibongkar untuk Otopsi, Polisi: Meninggal karena Serangan Jantung

Padahal, makam Yanto sempat harus digali (ekshumasi) lagi pada Selasa (30/5/2023) lalu untuk keperluan otopsi oleh tim forensik 22 hari setelah jasadnya dimakamkan.

Kasat Reskrim Polres Blitar AKP M Gananta mengatakan bahwa laporan hasil otopsi oleh tim forensik RS Bhayangkara Kediri menyimpulkan kematian Yanto akibat serangan jantung.

“Kesimpulan utama dari hasil otopsi RS Bhayangkara adalah bahwa Alamarhum Bapak Yanto meninggal karena serangan jantung,” ujar Gananta kepada wartawan, Selasa (3/7/2023).

Selain menyimpulkan serangan jantung sebagai penyebab kematian Yanto, lanjutnya, laporan hasil otopsi juga menyebutkan tidak adanya kandungan zat berbahaya pada organ dalam tubuh Yatno.

“Intinya tidak ditemukan adanya zat beracun dalam tubuh korban yang mungkin bisa menyebabkan kematian. Jadi nihil kandungan racun,” tegasnya.

Terkait adanya sejumlah kesaksian bahwa terlihat adanya luka memar pada tubuh Yanto, Gananta menduga luka tersebut bisa jadi akibat benturan saat tubuh Yanto terjatuh ketika mengalami serangan jantung.

“Kita tidak tahu pastinya. Tapi kalau benar ada luka memar di kepala, bisa saja itu terjadi karena korban terjatuh saat terkena serangan jantung,” terangnya.

Sementara terkait kesaksian bahwa keluar cairan darah dari hidung dan telinga, ujar Gananta, hal itu mungkin terjadi karena jasad Yanto sudah mulai mengalami proses pembusukan.

Masih berdasarkan hasil otopsi, kata dia, Yanto diperkirakan meninggal akibat serangan jantung pada Sabtu (8/5/2023).

Gananta menegaskan bahwa berdasarkan hasil otopsi dari RS Bhayangkara Kediri tidak ditemukan hal-hal yang mencurigakan terkait penyebab kematian Yanto.

Makam seorang pensiunan TNI Angkatan Darat (AD) dibongkar untuk keperluan otopsi pada Selasa (30/5/2023).

Sebelumnya, Yanto yang tinggal bersama seorang saudaranya yang menderita gangguan kejiwaan ditemukan meninggal di rumahnya di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar pada Senin (8/5/2023).

Berdasarkan keterangan dari perangkat desa setempat, pihak keluarga yang ada di Blitar saat itu tidak menghendaki dilakukannya otopsi pada jenazah Yanto sehingga jenazah Yanto pun dimakamkan pada sore harinya setelah ditemukan meninggal.

Namun, salah satu anak Yanto yang ada di Papua membuat laporan polisi karena curiga adanya ketidak wajaran pada kematian ayahnya.

Penggalian makam Yanto di pemakaman umum desa setempat pun akhirnya dilakukan pada Selasa (30/5/2023) atau 22 hari setelah dimakamkan.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/07/04/202857678/makam-pensiunan-tni-di-blitar-dibongkar-untuk-otopsi-polisi-meninggal

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com