Salin Artikel

Diduga Gelapkan Uang Koperasi Rp 2,3 Miliar, Pensiunan Kepsek di Surabaya Mengaku untuk Bangun Rumah dan Pasar

Uang miliaran rupiah tersebut merupakan uang simpanan para guru sebuah SD negeri di Surabaya. Total ada 200 guru SD yang menjadi anggota koperasi.

Rumah MI digeruduk oleh 75 guru SD pada Rabu (21/6/2023). Kedatangan mereka untuk menagih dana koperasi para guru.

Sebelumnya para guru berusaha mencari MI, namun pensiunan kepala sekolah tersebut tak mau menemui para guru.

Hingga pada Rabu siang, di hadapan para guru, MI mengaku uang koperasi telah digunakan untuk membangun rumah dan pasar.

Rumah yang dimaksud adalah rumah megah dua lantai di Wonorejo, Rungkut, Surabaya yang ditinggali oleh MI dan keluarganya.

Anselmus, salah satu guru yang menjadi korban mengaku banyak guru yang telah menyimpan sejumlah uang ke Koperasi Tegar.

"Kami percaya karena Pak Iskak adalah kepala sekolah kami. Banyak guru yang menyimpan deposito dan simpanan sukarela ke Koperasi Tegar yang dipimpin Pak Iskak," kata Anselmus.

Rata-rata uang yang didepositokan ke Koperasi tegar antara Rp 10 juta hingga Rp 20 juta. Bahkan ada yang deposita Rp 75 juta.

Belum lagi anggota koperasi yang menyerahkan simpanan sukarela. Diduga total uang anggota koperasi mencapai Rp 2,8 miliar.

Saat ditemui, MI mengakui bahwa dirinya menggunakan uang milik anggota koperasi itu. Namun ia berdalih pinjaman tersebut sudah dia cicil untuk mengembalikan dana koperasi.

Ia mengaku saat yang belum terbayar mencapai Rp 2,3 miliar.

"Waktu sepuluh tahun saya jadi bendahara. Saya pakai dulu buat bangun rumah dan pasar," jelas MI.

Pengakuan tersebut membuat para guru jengkel karena MI seakan merasan tak bersalah.

Anselmus bersama korban Koperasi Tegar membentuk paguyuban penagih dana KPRI.

Saat menjadi bendahara, KPRI Tegar diawasi para kepala sekolah. Tapi saat kepala sekolah banyak pensiun, MI leluasa menggunakan uang koperasi.

Sementara MI yang asli Yogyakarta sengaja tetap dijadikan ketua koperasi agar tidak lari keluar kota.

MI pun dipercaya menjadi ketua koperasi selama 10 tahun. Selama kurun waktu itu, MI membelanjakan dana koperasi untuk kepentingan pribadi.

"Kami tidak terima kalau digunakan untuk kepentingan pribadi. Karena itu uang seluruh anggota koperasi. Kami sekarang ramai-ramai nagih uang kami agar dikembalikan," kata Titik, salah satu guru SD negeri di Rungkut.

Para guru ditemani oleh Wakil Wali Kota Surabaya

Kini, Pemkot Surabaya ikut memberi atensi atas ulah Muhammad Iskak yang menggelapkan dana koperasi pegawai KPRI Tegar hingga Rp 2,3 miliar.

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji hadir di tengah-tengah guru SD yang hampir semuanya PNS.

Tampak Wawali Armuji menemani para guru anggota KPRI itu untuk menagih dana koperasi kepala Ketua Koperasi Iskak di Wonorejo, Kecamatan Rungkut.

Pria yang akrab dipanggil Cak Ji bersama-sama mendatangi rumah Iskak yang terlihat megah.

"Kasihan guru-guru SD itu uang deposito dan simpanan di KPRI dipakai pribadi ketuanya. Untuk bangun rumah, kosan, dan pasar. Mereka mengadu ke kami dan kami harus ikut mencarikan solusi," kata Cak Ji di tengah-tengah para guru.

Wawali Cak Ji pun menegaskan bahwa hak para guru SD itu harus ditagih.

"Meski sudah menyatakan kesanggupan mencicil, tapi sampai kapan. Opsi solusinya adalah mengambil alih pengelolaan pasar stau kos-kosan oleh anggota. Dengan perjanjian notaris," kata Cak Ji.

Persoalan penggelapan dana KPRI Rp 2,3 miliar itu sudah dirasakan sejak 2019. Namun para guru masih berpikiran baik karena MI adalah seorang kepala sekolah.

Apalagi rumah MI terlihat megah dan memiliki banyak usaha. MI memiliki kos-kosan dan juga pasar rakyat dengan puluhan kios.

Oleh MI, kios tersebut disewakan Rp 300.000 per bulan

Kecurigaan semakin bertambah saat pertanggungjawaban tahun 2019, dana tercatat Rp 2,8 miliar. Namun saat dicek sisa Rp 2,3 miliar.

Namun rekening koperasi kosong dan tak ada dana yang tersimpan.

Oleh MI, uang koperasi digunakan untuk membeli tanah untuk pasar serta membangun rumah dan kos-kosan.

Sementara tanah-tanah yanga ada diatasnamakan anaknya. MI sendiri telah memiliki tiga anak yang sudah berumah tangga.

Wawali Cak Ji pun menegaskan bahwa hak para guru SD itu harus ditagih.

"Meski sudah menyatakan kesanggupan mencicil, tapi sampai kapan. Opsi solusinya adalah mengambil alih pengelolaan pasar stau kos-kosan oleh anggota. Dengan perjanjian notaris," kata Cak Ji.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Harta Kasek Hasil Tilap Uang Koperasi Rp 2,3 M, Punya Pasar hingga Kos-kosan, Akhir Nasib Terungkap

https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/22/132300278/diduga-gelapkan-uang-koperasi-rp-2-3-miliar-pensiunan-kepsek-di-surabaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke