Salin Artikel

Tinjau Smelter Gresik, Jokowi Apresiasi Progres yang Sudah Capai 72 Persen

Jokowi dan rombongan menyempatkan melihat langsung pembangunan smelter dari dekat, usai meresmikan pabrik foil tembaga milik PT. Hailiang Nova Material Indonesia yang juga terletak di KEK Gresik.

"Alhamdulillah, sudah selesai lebih dari 72 persen seperti yang sekarang kita lihat. Saya harapkan semuanya (proses pembangunan), selesai sebelum Mei 2024," ujar Jokowi kepada awak media, usai melihat progres pembangunan smelter di KEK Gresik, Selasa sore.

Jokowi menjelaskan, jika nantinya progres smelter milik PT Freeport Indonesia tersebut rampung dikerjakan dan mulai beroperasi, maka akan banyak menunjang produksi konsentrat tembaga dalam negeri.

Sebab selama ini, konsentrat lebih banyak diekspor ketimbang diolah dalam negeri lantaran sarana kurang memadai.

"Di sini (smelter) memiliki kapasitas memproduksi konsentrat 1,7 juta ton per tahun, yang akan menghasilkan katoda tembaga kurang lebih 600.000 ton per tahun," ucap Jokowi.

Jokowi mengungkapkan harapannya mengenai keterikatan antara smelter yang bakal berdiri nantinya, dengan beberapa tempat produksi barang tambang lain di Indonesia.

Sehingga dapat menjadikan nilai tambah, bagi barang yang hendak dipasarkan atau diekspor ke luar negeri.

"Inilah yang tadi saya katakan, yang harus diintegrasikan dengan nikel, yang ada di Sulawesi. Dengan bauksit yang ada di Bintan dan Kalimantan Barat. Ini kan baru satu, dua turunan. Nanti kalau sampai ada ratusan, ribuan, itu yang nanti akan membuat negara kita maju," tutur Jokowi.

Presiden Direktur (Presdir) PT. Freeport Indonesia Tony Wenas menambahkan, Presiden Jokowi memberikan apresiasi setelah melihat seluruh proses dan progres yang sedang berlangsung dalam pembangunan smelter.

Menurut Tony, Presiden Jokowi juga berharap proses pembangunan dapat dilakukan lebih cepat dari target.

"Beliau (Presiden) mengapresiasi bila prosesnya sudah 72,5 persen dan beliau juga berharap agar bisa selesai tepat pada waktunya, atau bahkan bisa lebih cepat dari Bulan Mei 2024," kata Tony.

Sesuai rencana, jelas Tony, proyek pembangunan smelter dijadwalkan rampung pada Mei 2024. Kendati demikian, smelter baru akan beroperasi secara penuh pada Bulan Desember 2024, dikarenakan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. 

"Arahan dari Pak Presiden juga, bahwa ini menjadi salah satu faktor dalam menciptakan ekosistem elektrikal di dalam negeri," ucap Tony.

Pada kesempatan kali ini, Presiden Jokowi turut di dampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretariat Negara Pratikno, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Kemudian Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, serta Menteri Investasi Indonesia dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (KBKPM) Bahlil Lahadalia.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/20/215110178/tinjau-smelter-gresik-jokowi-apresiasi-progres-yang-sudah-capai-72-persen

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com