Salin Artikel

Terbongkar Skenario Ibu di Jember, Cerita ke Tetangga Temukan Bayi Ternyata Anaknya Sendiri

KOMPAS.com - Kasus penemuan seorang bayi laki-laki di Dusun Krajan 1, Desa Karangduren, Kecamatan Balung, Kabupaten Jember, Jawa Timur akhirnya terungkap.

Sebelumnya, seorang warga bernama VPS mengaku menemukan bayi tersebut di depan teras rumahnya pada Sabtu (10/6/2023) sekira pukul 02.00 WIB.

Lantas, keesokan harinya VPS menceritakan kepada tetangganya, jika pada malam hari menemukan bayi yang dibuang di teras rumahnya.

Kemudian, kasus penemuan bayi tersebut dilaporkan kepada Kepala Dusun Krajan Desa Karangduren lalu diteruskan dan Polsek Balung.

Setelah polisi melakukan penyelidikan, ternyata VPS merupakan ibu kandung dari bayi tersebut.

Skenario terbongkar

Kapolsek Balung AKP Sunarto mengatakan, wanita yang mengaku menemukan bayi tersebut sebetulnya adalah ibu kandung dari korban ini sendiri.

"Bayi tersebut sejatinya tidak dibuang oleh ibu kandungnya, namun hal ini dilakukan sebagai skenario ibu kandung yang seolah-olah menemukan bayi, dan berharap bayi tersebut ada yang mengadopsi. Dengan cara diceritakan kepada tetangganya," kata dia dikutip dari SuryaMalang.com, Selasa (13/6/2023).

Menurut dia, dari hasil penyidikan pelaku sengaja membuat skenario tersebut karena merasa malu melahirkan bayi lagi.

Sebab, anak sebelumnya masih berusia satu tahun dalam bahasa Jawa biasa disebut kesundulan.

"Karena yang bersangkutan merasa malu masih memiliki anak berusia 1 tahun. Namun sudah melahirkan lagi,” ujar dia.

Dia mengatakan bayi tersebut bukan dari hasil hubungan gelap. Tetapi dari pernikahan bersama suaminya sendiri.

Selain itu, kata dia, faktor ekonomi mengharuskan pelaku membuat skenario tersebut karena suaminya bekerja merantau di Lombok.

“Suaminya bekerja merantau, yang bersangkutan juga masih punya anak yang masih umur 1 tahun, ditambah lagi faktor ekonomi, sehingga skenario tersebut dibuat oleh yang bersangkutan, dengan harapan ada yang mengadopsi,” beber dia.

Tidak dijerat hukum

Dia menjelaskan, ide membuat skenario tersebut dilakukan oleh pelaku setelah dua hari melahirkan bayinya.

Kemudian, pelaku menaruh anaknya sendiri di depan teras rumahnya.

"Jadi ide membuat skenario menemukan bayi, muncul pada pukul 7, pagi, sehingga pada malam harinya, ia membuat ide anaknya ditaruh di luar, ketika si bayi menangis, ia kemudian mengambilnya kembali, dan paginya bercerita kalau ia menemukan bayi,” jelas dia.

Setelah melakoni pemeriksaan di Mapolsek Balung, pelaku dipulangkan langsung ke rumahnya karena belum bisa dijerat hukum tentang penelantaran.

"Tidak ada penelantaran jadi untuk ibu kandung belum bisa dijerat penelantaran atau pembuangan bayi. Bahkan modus itu diceritakan kepada tetangganya, hanya modus saja menutupi malu dan masalah ekonomi," ungkap dia.

Saat ini, bayi laki-laki dengan berat 3 kilogram tersebut dirawat di RSD dr Soebandi di bawah pengawasan Dinas Sosial Jember.

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Malu Punya Anak Lagi, Ibu Ini Pura-pura Menemukan Bayi Supaya Ada yang Adopsi

https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/13/200301178/terbongkar-skenario-ibu-di-jember-cerita-ke-tetangga-temukan-bayi-ternyata

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com