Salin Artikel

Cerita Mahasiswa UB Malang Buat Aplikasi Layanan Kesehatan Jiwa untuk Cegah Bunuh Diri

Aplikasi ini dibuat lantaran semua orang bisa saja mengalami gangguan kejiwaan dan kesulitan mendapatkan layanan kesehatan jiwa.

Sekaligus sebagai upaya menekan angka bunuh diri lantaran pencegahan bisa dilakukan sedini mungkin.

Salah satu mahasiswa, Janu Andrean mengatakan, aplikasi tersebut telah dirancang sejak Desember 2022.

"Saat ini dalam proses pengurusan hak paten," ujar dia, Senin (12/6/2023).

Selain Janu, aplikasi itu dibuat oleh rekan-rekannya yakni Clarissa Ratusima Arifi, Faris Idan Auliarahman, Kelvin lowenchris, Michael Kelvin dan Sa Bashkaran Adi Warman.

Kegiatan pembuatan aplikasi juga didukung oleh dosen pembimbing, Femiana Gapsari.

Fitur

Aplikasi itu dilengkapi dengan beberapa fitur. Mulai dari, edukasi dalam bentuk video maupun artikel bagi penderita gangguan kesehatan jiwa, kemudian fitur pengecekan gangguan kesehatan jiwa.

Juga ada fitur emergency bagi penderita gangguan kesehatan jiwa parah.

Mereka bisa menghubungi hotline yang akan tersambung dengan psikiater atau psikolog. Hal itu contohnya diperuntukkan bagi penderita yang memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup.

Fitur tersebut tidak seperti aplikasi lainnya yang hanya memberikan sarana chat saja. Tetapi, melalui aplikasi itu, penderita juga bisa melakukan video call dengan psikolog atau psikiater.

"Komunikasi dengan psikiater atau psikolog ini melalui chat atau video call mas, secara face to face bisa. Juga memudahkan psikolog atau psikiater membaca mimik wajah orang yang mengalami gangguan mental tersebut," kata Janu.

Cerita pembuatan aplikasi itu berawal dari pengalaman salah satu anggota tersebut yang pernah mengalami gangguan kesehatan jiwa. Yang bersangkutan kesulitan mendapatkan penanganan jiwa di Malang.

"Kemudian, kami melakukan riset, ditemukan hasil bahwa orang Indonesia itu mengganggap kesehatan itu hanya secara fisik saja, padahal bisa saja secara fisik baik-baik saja, tetapi tidak untuk kondisi mentalnya," katanya.


Raih penghargaan

Berbagai penghargaan pernah diraih oleh para mahasiswa atas dedikasinya membuat aplikasi M-Care.

Seperti dua penghargaan saat mengikuti ajang World Young Investor Exhibition (WYIE) di Kuala Lumpur, Malaysia pada Mei 2023 lalu.

Mereka mendapat medali emas dalam kategori desain dan Asian Young Investor Best Invention Award 2023. Sebagai informasi, ajang tersebut diikuti oleh 700 peserta dari 17 negara.

Janu dan kawan-kawannya berharap, aplikasi tersebut bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Selain itu, bisa membantu mengatasi permasalahan penderita gangguan kesehatan jiwa.

Dia juga berpesan kepada penderita untuk tidak malu atau takut menghubungi psikolog atau psikiater.

"Karena orang yang mengalami gangguan kesehatan mental itu bukan hal yang buruk, dan jangan jadikan itu bentuk diskriminasi," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/12/184305878/cerita-mahasiswa-ub-malang-buat-aplikasi-layanan-kesehatan-jiwa-untuk-cegah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke