Salin Artikel

Sosok Guru Les Musik yang Bunuh Mahasiswi di Surabaya, Tersangka: Saya Emosi Sesaat

KOMPAS.com - Rochmad Bagus Apriyatna (41) ditangkap polisi karena membunuh Angeline Nathania (22), mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Surabaya, Jawa Timur (Jatim).

Usai membunuh korban, Rochmad memasukkan jenazah Angeline dalam koper, lalu membuangnya di jurang di kawasan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jatim.

Dalam pengakuannya, ia merenggut nyawa Angeline karena emosi.

"Karena memang emosi sesaat, jadi ada kata-kata yang kurang berkenan di hati saya, itu memicu saya untuk punya pikiran khilaf," ujarnya di Markas Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya, Jumat (9/6/2023).

Sosok tersangka merupakan guru les musik korban.

"Dari 2017 (kenal korban), tapi itu teman saja, saya kan gurunya saja. (Hubungan) dekat," ucapnya.

Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce mengatakan, sebelum tersangka membunuh korban, Rochmad sempat terlibat pertengkaran dengan Angeline di dalam mobil korban.

"Ada kata-kata juga yang membuat pelaku ini merasa terhina, sehingga cekcok di dalam mobil dan bertengkar hebat," ucapnya.

Akan tetapi, Pasma tak memaparkan secara detail perkataan korban yang membuat tersangka sakit hati.

Saat emosi tersangka memuncak, ia lantas menyerang korban sampai korban tak berdaya, lalu meninggal dunia.

Karena kebingungan usai membunuh korban, tersangka sempat berkeliling Surabaya terlebih dahulu. Lalu, dia pulang ke rumah mertuanya untuk mengambil koper dan membeli plastik wrap.

"Korban dimasukkan (ke dalam koper) dan kopernya dililit dibungkus pakai plastik wrapping sebanyak empat lapis," ungkapnya.

Pasma menuturkan, rangkaian peristiwa bermula ketika Rochmad membuat janji untuk bertemu dengan korban pada 3 Mei 2023. Dalam pertemuan itu, pelaku berkeinginan menggadaikan mobil korban.

Rochmad kemudian merencanakan bertemu beberapa orang untuk menawarkan mobil itu.

Namun, upaya Rochmad tidak membuahkan hasil. Pasalnya, tidak ada orang yang mau menampung mobil tersebut. Rochmad dan Ageline kemudian berkeliling lagi hingga larut malam.

"Mereka tidur di sebuah parkiran apartemen di dalam mobil di tanggal 4 Mei 2023. Setelah itu, pukul 12.30 di depan Kebun Bibit Wonorejo, Jalan Kendalasari, mobil berhenti," tuturnya.

Lalu, tiba saat mereka bertengkar. Dalam percekcokan tersebut, korban sempat berteriak kencang. Rochmad yang ketakutan lantas menyerang korban.

Smenetara itu, ayah korban, Bambang, menyebutkan bahwa pelaku hanya ingin menguasai harta Angeline.

Dugaan Bambang itu muncul karena Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) mobil miliknya, yang dipakai korban, hilang.

"Saya ingat sebelum kejadian ini, dua minggu sebelumnya STNK di dalam mobil itu hilang. Jadi waktu anak saya tanya, 'Pa, STNK di mana?', padahal saya enggak ngambil," jelasnya, Jumat.

Dari kejadian tersebut, Bambang memperkirakan bahwa Rochmad sudah berencana untuk mengambil mobil tersebut. Selain itu, menurut Bambang, pembuhunan yang dilakukan tersangka berhubungan dengan itu.

"Berarti yang menguasai STNK sebelum mobil hilang itu sudah direncanakan. Dari situ sudah kelihatan, dia (pelaku) ke arah rencana untuk mengusai kendaraan itu dengan cara seperti ini," terangnya.

Dari kasus ini, tersangka dijerat sesuai dengan Pasal 338 dan 340 KUHP dengan ancaman maksimal seumur hidup.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Surabaya, Andhi Dwi Setiawan | Editor: Krisiandi, Andi Hartik)

https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/10/210324978/sosok-guru-les-musik-yang-bunuh-mahasiswi-di-surabaya-tersangka-saya-emosi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke