Salin Artikel

Risih Lihat Pantai Grinting Kumuh, Warga di Probolinggo Kompak Pungut Sampah

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Sejumlah warga Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo melakukan aksi pungut sampah di pinggir Pantai Grinting, Sabtu (10/6/2023).

Berbagai macam sampah, mulai plastik camilan, botol plastik, bungkus mi gelas, kantong plastik, bungkus rokok yang teronggok di sepanjang garis pantai membuat pantai terlihat kumuh.

Puluhan warga dan sejumlah anak sekolah beramai-ramai memungut sampah dan memasukkannya ke kantong plastik.

Inayah, warga setempat, sengaja membersihkan sampah atas kemauan sendiri memungut aneka sampah di tepi pantai.warga setempat, sengaja membersihkan sampah atas kemauan sendiri memungut aneka sampah di tepi pantai.

Dia merasa risih dan sumpek melihat sampah yang berserakan. Sehingga dia dan sejumlah warga bersama murid sekolah beramai-ramai melakukan aksi bersih-bersih.

"Kebetulan ini ada momen peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia bersama PLN Nusantara Power. Sekalian kita melakukan aksi bersih-bersih. Sumpek dan risih melihat sampah berserakan," ujar Inayah kepada Kompas.com.

Menurut Inayah, aksi itu diharapkan menjadi gerakan bersama dan menggugah masyarakat untuk tidak mengotori pantai dengan sampah.

"Kesadaran harus dibangun dengan aksi nyata. Lihatlah sekarang ketika pantai bersih, bagus dan indah kan," tukas Inayah.

Perempuan beranak satu ini meminta pengunjung dan warga untuk terus menjaga kebersihan, apalagi Pantai Grinting memiliki potensi menjadi objek wisata baru di Kecamatan Paiton.

Inayah berjanji akan terus melakukan aksi serupa ketika masih menemukan sampah berserakan.

"Aksi akan terus berlanjut sampai tingkat peduli kebersihan meningkat. Toh sudah disiapkan tong sampah di sini," pungkas Inayah.

Sementara, Wiji DP, warga lainnya, sampah plastik masih dominan di pantai sehingga membuat pemandangan tidak nyaman dan merusak lingkungan.

"Selain itu, barusan ditanam pohon Cemara, diharapkan bisa dirawat dengan baik. Karena ini juga baian dari menjaga lingkungan," tukas Wiji.

Sekitar setengah jam pembersihan sampah tersebut berlangsung Setelah tumpukan sampah dimasukkan ke kantong, truk dari Dinas Lingkungan Hidup mengangkut sekitar ratusan kuintal sampah ke tempat pembuangan sampah.

Saat pantai bersih, Inayah dan warga lainnya kemudian pulang ke rumah masing-masing.

Pantai Grinting tak jauh dari perairan yang berdiri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton

Dari pantai, bangunan kokoh PLTU terlihat jelas. Berjarak sekitar 2 kilometer dari jalur Pantura, pantai tersebut memiliki pasir pantai yang luas dan potensial menjadi objek wisata baru.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/10/115841478/risih-lihat-pantai-grinting-kumuh-warga-di-probolinggo-kompak-pungut-sampah

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com