Salin Artikel

Mayat Mahasiswi Ubaya di Dalam Koper

Petugas mengevakuasi koper tersebut dari sebuah jurang kawasan Gajah Mungkur, Jalur Cangar-Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (7/6/2023).

Mahasiswi semester 6 yang telah dilaporkan hilang selama sebulan itu ternyata dibunuh oleh guru les musiknya sendiri.

Hilang usai pamit kuliah

Pihak keluarga terakhir kali melihat Angeline pada Rabu (3/5/2023) atau sekitar sebulan lalu.

Saat itu, korban pamit pergi kuliah pada keluarganya.

Angeline keluar dari rumahnya di kawasan Gunung Anyar, Surabaya dengan membawa mobil merek Mitsubihi Xpander berwarna abu-abu bernomor polisi L 1893 FY.

Dua hari tak ada kabar, keluarga kemudian melaporkan hilangnya Angeline pada Jumat (5/5/2023).

Dalam rekaman CCTV yang ditemukan oleh pihak kepolisian di kawasan Gunung Anyar, Angeline terlihat bersama R, guru les musiknya.

Koper mencurigakan

Mayat Angeline ditemukan sekitar sebulan kemudian. Kondisi tubuhnya terbungkus karung dan berada di dalam sebuah koper.

Kepala Resort 07 Mojokerto Timur pada Taman Hutan Rakyat (Tahura) Raden Soerjo, Syaiful Afif mengatakan, petugas menemukan koper tersebut di jurang berkedalaman sekitar 20 meter di kawasan Gajah Mungkur, jalur Cangar-Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (7/6/2023).

Temuan itu bermula dari kecurigaan petugas mengenai adanya sebuah koper yang mencurigakan dan berbau menyengat.

Oleh petugas mulanya koper itu hanya dikira sampah biasa.

"Ketika ada konfirmasi Polrestabes Surabaya bahwa diperkirakan pembuangan di Gajah Mungkur, teman-teman langsung menuju titik yang diperkirakan sampah tadi. Waktu evakuasi, sudah lumayan menyengat baunya,” lanjut dia.

Mayat itu kemudian dievakuasi dan dibawa ke RS Sumber Glagah, Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Dibunuh guru les

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana mengemukakan, polisi menangkap pelaku pembunuhan berinisial R.

R ternyata adalah guru les musik korban.

"Benar, pelaku merupakan guru les musik korban," kata Mirzal, Kamis (8/6/2023).

Pembunuhan tersebut, kata dia, dilatarbelakangi sakit hati. R juga ingin menguasai harta korban.

"Berdasarkan keterangan dari tersangka, yang bersangkutan ini sakit hati lalu melakukan pembunuhan dengan mencekik korban," kata Mirzal.

R lalu memasukkan jasad korban ke koper dan membuangnya ke jurang di kawasan Mojokerto.

Mirzal memastikan saat ditemukan kondisi tubuh korban dalam keadaan utuh.

"Koper dalam kondisi tertutup. Jenazah dimasukkan ke dalam koper dalam kondisi tertutup ya, bukan dimutilasi. Tubuh korban masih utuh saat dimasukkan dalam koper," ujar dia.

Usai membunuh korban, R selanjutnya mengambil mobil dan harta korban. Mobil itu lalu digadaikan oleh pelaku.

Pihak Universitas Surabaya (Ubaya) membenarkan bahwa Angeline Nathania adalah mahasiswi mereka.

"Dia adalah mahasiswa kami semester enam di Fakultas Hukum," kata Dekan Fakultas Hukum Ubaya Yoan Nursari Simanjuntak, Kamis (8/6/2023).

Fakultas Hukum melalui Lembaga Biro Bantuan Hukum siap mendampingi keluarga korban dalam proses hukum lanjutan.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Ghinan Salman, Moh Syafii, Achmad Faizal)

https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/09/060812478/mayat-mahasiswi-ubaya-di-dalam-koper

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com