Salin Artikel

Dikenal Aktif di Medsos, Terduga Teroris di Banyuwangi Sering Pajang Foto Bareng Pejabat

Sederet akun medsos pribadi SN maupun lembaganya, mulai dari Facebook sampai Instagram sering mengunggah dokumentasi kegiatannya.

Bahkan SN yang dikenal punya banyak jaringan dan kerap menjadi pengurus organisasi itu, juga sering mengunggah foto kedekatannya dengan para aktivis dan pejabat pemerintah setempat.

SN dikenal aktif di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan, keagamaan, organisasi kebencanaan, pendidikan, dan pendampingan hukum.

Kabid Dikmas Dinas Pendidikan Banyuwangi Nuriyatus Soleha mengaku mengenal SN sebagai Direktur PKBM di tempat tinggalnya di Dusun Susukan Kidul, Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi.

"Kalau kami sih komunikasinya sebatas ini. Baik-baik saja enggak ada tanda-tanda bahwa beliau terindikasi, enggak ada," kata Kabid Dikmas Dinas Pendidikan Banyuwangi, Nuriyatus Soleha, Rabu (7/6/2023).

Sejak mengenal SN sebagai Direktur PKBM, Nuriyatus tidak pernah menyangka SN terindikasi jaringan teroris.

"Kalau kami kan sebatas proses pembelajaran ya, terus ketentuan-ketentuan dinas tentang pembelajaran di PKBM," ujar Nuriyatus.

Selama ini, kata Nuriyatus, pembicaraan yang dibangun hanya sebatas komunikasi tentang proses belajar mengajar perihal PKBM. Dan tidak lebih.

"Misalnya pekan Hardiknas, setiap PKBM mengeluarkan apa, keterampilan, kesenian, budaya dan sebagainya," terangnya.

Nuriyatus mengaku, selama mengenal SN dalam kegiatan di PKBM, tidak pernah melihat dia mengajarkan paham radikal kepada anak didiknya.

"Selama ini baik-baik saja tidak pernah ada indikasi teman-teman. Misalkan kebetulan juga ada saudara atau tetangga itu jadi tutor tidak ada bicara apapun," ujarnya.

Pejabat yang juga pernah foto bersama SN, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 adalah Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Banyuwangi, Muhamad Lutfi.

Meski sempat berfoto bersama Lutfi, namun SN pernah masuk dalam pemantauan di Bakesbangpol sekitar tahun 2015 atau delapan tahun silam.

Pantauan itu karena ada indikasi bahwa SN masuk dalam ranah yang membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Sepengetahuan kami sudah selesai, tapi mungkin ada catatan khusus yang kami juga enggak tahu," kata Lutfi.

Mantan Panitera Pengadilan Agama Banyuwangi, Subandi mengaku malah baru mendengar SN ditangkap oleh Densus 88 karena dugaan terlibat jaringan terorisme.

"Saya belum mendengar sama sekali," kata Subandi yang saat ini menjabat Panitera Pengadilan Agama Kabupaten Jember, Rabu (7/6/2023).

Menurut Subandi, dirinya mengenal SN hanya sebatas sebagai seorang pengacara atau advokat saja. Terkait aktivitas lainnya, Subandi mengaku tak paham.

"SN kenalnya sebagai advokat saja. Selebihnya tidak pernah tahu kehidupan sehari-hari," ucap Subandi.

SN, memang berprofesi sebagai seorang pengacara atau advokat. Dia diketahui terlibat aktif dalam pendampingan permasalahan hukum dibawah naungan Kantor At Taubah Law Office Banyuwangi.

Belakangan, kantor hukumnya itu aktif mendampingi kasus yang berkaitan dengan korban asusila perempuan dan anak di Banyuwangi.

Tak hanya itu, SN juga memiliki lembaga pendidikan berupa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) At Taubah yang di tempat tinggalnya.

Kepala Dusun Susukan Kidul, Hairiyah membenarkan jika yang bersangkutan adalah seorang pengacara. Dia juga seorang pendidik.

"Bapaknya ini dosen dan pengacara. Jarang di rumah. Tiga hari sekali, kadang dua hari sekali baru di rumah," katanya kepada awak media, Sabtu (3/6/2023).

https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/07/103051078/dikenal-aktif-di-medsos-terduga-teroris-di-banyuwangi-sering-pajang-foto

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke