Salin Artikel

Penangkapan Terduga Teroris di Tulungagung, Warga Kaget Sosok Ramah dan Cerdas Itu Diringkus Densus

KOMPAS.com - Tim Detasemen Khusus (Densus) Antiteror Polri menangkap seorang terduga teroris di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), pada Minggu (4/6/2023).

Sosok tersebut berinisial ES, warga Dusun Baron, Desa Boro, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung.

Penangkapan itu membuat warga kaget. Pasalnya, ES selama ini dikenal sebagai sosok yang ramah.

"Tidak ada yang menyangka dia teroris. Kesehariannya sangat baik, ramah kepada warga sekitar, dan rajin ibadah," ujar salah satu tetangga ES, Endang, Minggu, dikutip dari Antara.

Endang mengatakan, ES juga kerap membagikan makanan kepada warga sekitar. Selain itu, di mata warga, ES dikenal sebagai sosok cerdas.

"ES bisa merekayasa sendiri sepeda motor dengan penggerak berbahan bakar gas (elpiji)," ucapnya.

Dalam kesehariannya, ES membuka usaha bengkel isi aki truk dan mobil.

"Saya tidak mengira kalau ternyata terlibat teroris," ucap warga lainnya, Bambang Haryono.

Seperti yang dikatakan Endang, Bambang juga memandang ES merupakan orang yang ramah dan mempunyai jiwa sosial. Salah satunya ialah ES kerap membantu menggali kubur bila ada warga yang meninggal.

"ES orangnya baik, ramah. Sebelumnya setiap shalat Dzuhur maupun Ashar di masjid sini sempat sepi. Sejak dia rutin adzan di waktu tersebut, menjadi aktif kembali suasananya," ungkapnya.

Bambang menuturkan, selama ini, ES tidak menunjukkan sikap yang aneh. Ia beraktivitas seperti biasa, terbuka, dan tidak pernah berbicara hal yang menyimpang.

Menurut Bambang, ES sempat bercerita bahwa dirinya pernah bekerja di luar negeri.

"Dia (ES) sendiri yang cerita ke saya, bahwa pernah pergi ke luar negeri di Korea. Namun pastinya di negara mana saya tidak tahu," tuturnya.


Penangkapan terduga teroris di Tulungagung

Mengenai peristiwa ini, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Tulungagung AKBP Eko Hartanto mengonfirmasi bahwa ada seorang warga di daerahnya yang diciduk Densus 88.

"Benar, mas. Densus 88 menangkap satu orang terduga teroris sekira pukul 12.00 WIB, Minggu (4/6/2023)," jelasnya, Minggu.

Setelah ditangkap, ES sempat dibawa ke Markas Polres Tulungagung, kemudian langsung dibawa ke Jakarta.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menjelaskan, ES alias L dibekuk karena diduga terlibat dalam tindak pidana terorisme.

Ia tercatat pernah berangkat ke Yaman pada 14 Desember 2014 bersama empat rekannya, yakni HS, AAK, MT, dan MAA. Kepergian mereka difasilitasi oleh ABU.

“Keterangan ini diperoleh dari tersangka terduga teroris MT,” terangnya di Jakarta, Minggu.

Meski demikian, sambung Ahmad, informasi tersebut masih terus dikembangkan oleh penyidik.

Mengenai sosok MT dan ABU, keduanya telah terlebih dulu ditangkap Densus 88.

MT diciduk di Bima, Nusa Tenggara Barat, pada Rabu (31/5/2023) sekitar pukul 01.39 Wita.

Beberapa hari kemudian, tepatnya Jumat (2/6/2023), ABU yang merupakan warga Surabaya, Jatim, diringkus tim Densus 88.

Selain itu, Densus 88 juga membekuk seorang terduga teroris berinisial SN di Kabupaten Banyuwangi, Jatim, Sabtu (3/6/2023).

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Trenggalek, Slamet Widodo | Editor: Krisiandi, Pythag Kurniati), Antara

https://surabaya.kompas.com/read/2023/06/05/223200378/penangkapan-terduga-teroris-di-tulungagung-warga-kaget-sosok-ramah-dan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com