Salin Artikel

Habiskan Puluhan Juta untuk Selamatan "Khitan" Kucingnya, Indrawati: Kami Anggap Anak Sendiri

Acara selamatan yang digelar pada Minggu (28/5/2023) itu ditujukan untuk memenuhi nazarnya setelah tiga kucing peliharaan mereka dikebiri.

Bak hajatan khitan anak laki-laki di desa pada umumnya, pemilik kucing tersebut merayakannya dengan mengundang kesenian jaranan dan orkes musik.

"Habisnya puluhan juta," kata Indrawati yang dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (30/5/2023).

Anggap anak sendiri

Indrawati mengemukakan, tiga ekor kucingnya dinamai Cipak, Cipung dan Ciko.

Ketiganya sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga sendiri.

"Bahkan sudah kami anggap seperti anak sendiri," kata Indrawati.

Indrawati mengatakan, hajatan untuk ketiga kucing kesayangannya itu dilakukan dengan serius, bukan untuk mencari sensasi.

Dia menilai acara selamatan tersebut sebagai upaya mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.

Sebagai sesama makhluk Tuhan yang hidup berdampingan, kata Indrawati, diperlukan rasa saling menghargai.

"Hajatan itu bukan bercandaan. Semuanya serius," tandasnya.

Indrawati mengungkapkan, perayaan kebiri untuk ketiga kucing kesayangannya itu berawal dari nazar

Sekitar tujuh bulan lalu, Indrawati menemukan tiga ekor anak kucing di depan rumahnya. Kondisi mereka cukup memprihatinkan.

"Kurus dan hampir mati," ungkap Indrawati.

Sebagai pecinta binatang, ia tak tega melihat kucing yang diduga dibuang oleh pemilik sebelumnya itu telantar dan sakit-sakitan.

"Saya enggak tahu asalnya darimana. Sepertinya dibuang orang," ungkap Indrawati.

Tak berlama-lama, setelah melihat kondisi tubuh ketiga kucing itu memprihatinkan, Indrawati kemudian merawatnya.

Niat Indrawati bahkan sudah bulat. Dia rela mengeluarkan banyak uang untuk merawat ketiga kucing yang ditelantarkan itu.

"Saat itu kami bernazar. Kalau sampai kucing itu bisa tumbuh besar dan sehat, akan menyunat tiga kucing itu dengan acara selamatan dan diramaikan dengan pentas seni jaranan," ujar Indrawati.

Ternyata benar diluar dugaan, kian hari kondisi ketiga kucing kesayangannya tersebut tambah sehat, tumbuh besar dan menggemaskan.

Hingga beberapa bulan setelah kondisinya benar-benar membaik dan tumbuh menjadi kucing yang lucu, Indrawati ingat dengan janji yang ia pernah ucapkan.

"Akhirnya kami berniat untuk menyunatkannya," terangnya.

Keputusan Indrawati sempat dinilai berlebihan dan mendapat cemooh dari warga di sekitarnya.

Namun Indrawati kukuh bahwa acara tersebut dilangsungkan demi menuntaskan janjinya.

Terlebih, dia mendapat dapat dukungan dari keluarga, suami, anak dan para tetangga dekatnya.

"Tetangga bilang ikut senang, katanya lucu," kata Indrawati.

Suami Indrawati, Bokianto bahkan tidak mempermasalahkan terkait dengan apa yang dilakukan oleh istri tercintanya itu.

Menurut dia, niat yang dilakukan oleh istrinya tersebut baik. Karena dalam selamatan hajatan itu juga mengumpulkan tetangga dan saudara.

"Niat kami baik," ucap Bokianto.

Tak menyangka akan viral

Bokianto dan Indrawati kemudian membuat dan menyebarkan undangan acara selamatan ke sanak saudara dan tetangga.

Mereka tidak pernah menyangka, undangan hajatan untuk kucingnya itu bisa menyebar bahkan sampai ke media sosial.

"Saya sampai kaget, kok bisa seviral ini," katanya.

Bahkan, saat hiburan kesenian jaranan berlangsung, ribuan orang datang menghadiri perayaan sunatan kucing itu.

Banyak warga dari luar Kecamatan Licin yang juga turut menyaksikannya.

"Sampai sekarang masih belum percaya sampai seviral ini," tandas Bokianto.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/05/30/120556878/habiskan-puluhan-juta-untuk-selamatan-khitan-kucingnya-indrawati-kami

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com