Salin Artikel

Kronologi Truk Pengangkut 25 Orang Terguling di Probolinggo, Penumpang Sempat Minta Turun

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Fitriatul Laili (27), salah seorang korban truk yang terguling di Desa Duren, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, saat ini menjalani perawatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

Dia mengalami cedera di bahu dan pinggang, usai truk yang dinaikinya bersama 24 penumpang lain terguling lantaran sopir tidak mampu menguasai truk di jalur menurun dan menikung.

Fitri menceritakan, dia berada di bak truk bagian belakang usai takziah di Gading pada Minggu (28/5/2023).

Dalam perjalanan pulang, dia dan puluhan penumpang lain naik ke bak truk.

Truk sempat berhenti dan para penumpang minta turun karena truk mau mundur setelah menghadapi jalur menurun.

Tapi, sopir menolak dan meminta penumpang tetap berada di dalam bak truk.

"Lalu truk melaju kencang di jalan menurun. Kami berteriak histeris. Tiba-tiba saya sudah pingsan dan berada di rumah sakit," kata Fitri kepada Kompas.com saat ditemui di ruang Asoka RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Senin (29/5/2023).

Anak Fitri yang berusia 6 tahun juga menjadi penumpang truk. Beruntung, anaknya tidak mengalami luka, hanya merasa sedikit nyeri di dada.

"Bahkan, anak saya itu yang menelepon keluarga di Desa Tamansari setelah kami mengalami kecelakaan," tukas Fitri.

"Sedikitnya ada 13 korban yang dirawat. Enam orang harus dioperasi, 7 orang masih dirawat. Biaya pengobatan ditanggung Pemkab," kata Prihanjoko usai menjenguk para korban di rumah sakit.

Kapolsek Gading Iptu Ahmad Jamil menjelaskan, Junaidi si sopir truk tidak memiliki SIM.

"Saat jalan turunan sekaligus tikungan tajam sopir berusaha untuk mengurangi kecepatan atau mengerem, namun pada saat itu kendaraan truk yang dikemudikan mengalami rem blong dan akhirnya terguling. Korban mengalami luka-luka dan dibawa ke RSUD Waluyo Jati dan Puskesmas Wangkal," ujar Jamil.

Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi mengungkapkan, mobil barang tidak diperbolehkan mengangkut penumpang, apa pun alasannya.

"Secara undang-undang, mengangkut penumpang dengan mobil barang jelas dilarang. Karena, bisa membahayakan keselamatan, baik penumpang itu sendiri maupun orang lain," jelas Arsya.

Diberitakan sebelumnya, sebuah truk yang mengangkut 25 orang mengalami kecelakaan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (28/5/2023).

Truk tersebut memuat 19 orang dewasa dan 6 anak-anak.

Akibat kecelakaan itu, satu orang tewas dan 24 orang lainnya selamat meski 14 di antaranya mengalami luka.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/05/29/163316078/kronologi-truk-pengangkut-25-orang-terguling-di-probolinggo-penumpang

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com