Salin Artikel

1.339 Calon Jemaah Haji Asal Jatim Telah Diberangkatkan ke Tanah Suci

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 1.339 calon jemaah haji asal Jawa Timur telah diberangkatkan ke Tanah Suci melalui Bandara Internasional Juanda, Surabaya, hari ini, Rabu (24/5/2023).

Adapun 1.339 calon jemaah haji itu terbagi dalam tiga kelompok terbang (kloter).

Kloter pertama calon jemaah haji asal Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, sebanyak 445 orang. Mereka diberangkatkan dari Bandara Juanda menuju Bandara Internasional Pangeran Mohammad Bin Abdul Aziz, Madinah, pada pukul 09.15 WIB.

Kemudian, calon jemaah haji kloter dua yang berasal dari Madiun, Surabaya, dan Bangkalan berjumlah 445 jemaah.

Kloter kedua ini diberangkatkan dari Bandara Juanda pada pukul 12.45 WIB.

Kemudian, untuk jemaah haji kloter ketiga terdapat 449 jemaah yang berasal dari Sampang, Bangkalan, dan Surabaya.

Jemaah haji kloter ketiga ini berangkat dari Bandara Juanda pada pukul 14.37 WIB.

Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jatim, Abdul Haris mengatakan, secara keseluruhan terdapat 1.339 jemaah haji asal Jatim yang berangkat pada hari ini.

Haris mengungkapkan, ada beberapa calon jemaah haji yang tidak bisa berangkat pada hari ini. Calon jemaah haji yang tergabung di kloter dua, kata Haris, terdapat lima jemaah yang tidak bisa diberangkatkan.

"Untuk kloter kedua ini jumlah jemaah haji yang berangkat harusnya 450. Tetapi ada satu jemaah dipulangkan karena gangguan psikis, tiga jemaah dirawat di rumah sakit, dan satu jemaah dinyatakan wafat di rumahnya, bukan di Asrama Haji," kata Haris di Surabaya, Rabu (24/5/2023).

"Jadi untuk pemberangkatan jemaah haji hari ini yang tertunda, kami tidak lakukan pemenuhan kuota, karena terlalu dekat dengan pemberangkatan," ujar dia.

Karena itu, calon jemaah haji yang sudah terdaftar namun tertunda keberangkatannya akan diupayakan untuk bisa berangkat pada kloter-kloter berikutnya di musim haji tahun ini.

Perpindahan kloter calon jemaah haji akan dilihat dari dua aspek dan perubahan. Yakni, ketersedia slot dan bisa dimasuki oleh calon jemaah haji yang tertunda keberangkatannya.

Kemudian, secara medis calon jemaah haji tersebut sudah dianggap istitoah atau mampu untuk menunaikan ibadah haji.

"Semua yang tertunda keberangkatannya, akan diupayakan keberangkatanya di musim ini pada kloter-kloter berikutnya. Adapun jumlah kloter untuk pemberangkatan jemaah haji asal jatim berjumlah 84 kloter," kata Haris.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/05/24/181650878/1339-calon-jemaah-haji-asal-jatim-telah-diberangkatkan-ke-tanah-suci

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com