Salin Artikel

Bromo Ditutup Saat Yadnya Kasada, Kades Sebut Wisatawan Masih Bisa Melihat dari Seruni Point dan Cemorolawang

“Agar informasinya tidak simpang siur, kami tegaskan wisatawan bisa melihat Bromo dari Cemorolawang. Wisatawan juga bisa melihat pemandangan Bromo dari Seruni Point,” kata Sunaryono saat dihubungi, Senin (22/5/2023).

Menurut Sunaryono, Bromo ditutup mulai Sabtu (3/6/2023) pukul 18.00 WIB hingga Senin (5/6/2023) pukul 18.00 WIB. Bromo dibuka Kembali pada Selasa (6/5/2023) pagi.

“Jadi, Bromo ditutup selama dua hari dua malam. Selama ditutup, wisatawan tidak bisa masuk ke kawasan lautan pasir dan gunung Bromo. Tapi wisatawan bisa ke Cemorolawang dan Seruni Point. Saat ditutup selama dua hari, petugas tidak melayani tiket,” kata Sunaryono.

Sunaryono menjelaskan, puncak ritual Yadnya Kasada digelar pada Minggu (4/6/2023) malam.

Suku Tengger akan melarung sesaji berupa tanaman hasil bumi Suku Tengger di kawah Bromo.

“Kita melarung sesaji berupa tanaman hasil bumi seperti kentang, kubis dan bawang,” kata Sunaryono.

Ketika ada warga Tengger melarung hewan atau kepala sapi, lanjut Sunaryono, itu bukan ritual Yadnya Kasada, melainkan perjanjian diri sendiri dengan Yang Maha Kuasa.

“Sering muncul salah persepsi karena ritual Yadnya Kasada disebut melempar hewan atau kepala sapi, itu keliru,” tukas Sunaryono.

Pada perayaan Yadnya Kasada tahun ini, kata Sunaryono, Suku Tengger berharap bisa khusuk melakukan ritual.

Selain itu, Sunaryono menginformasikan ada sejumlah tokoh yang akan dikukuhkan sebagai warga kehormatan Suku Tengger pada perayaan Yadnya Kasada di pendopo Desa Ngadisari.

Mereka adalah Komandan Kodim 0820 Probolinggo, Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto, Kepala Kejaksan Negeri David P. Buarsa, Ketua DPD RI La Nyalla Mattaliti dan Kepala Balai Besar TNBTS.

Dia berharap tokoh-tokoh tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat. Sebab, saat dikukuhkan, mereka sebenarnya mengucapkan sumpah janji terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Jangan sampai setelah dikukuhkan sebagai warga kehormatan Tengger, malah masuk bui karena masalah hukum. Jika terjadi begitu, itu sudah urusan masing-masing. Kami tidak ingin sembarangan mengukuhkan warga kehormatan Tengger,” pungkas Sunaryono.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/05/22/220337878/bromo-ditutup-saat-yadnya-kasada-kades-sebut-wisatawan-masih-bisa-melihat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke