Salin Artikel

7 Nyawa Melayang Gara-gara Tenggak Miras Oplosan, 3 Orang Kondisinya Kritis

KOMPAS.com - Tragedi pesta minuman keras (miras) oplosan berujung tewasnya tujuh orang pria terjadi di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Pesta miras oplosan tersebut terjadi di kawasan Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.

Mereka diduga mencampurkan losion nyamuk pada miras oplosan tersebut.

Diketahui, ketujuh korban meninggal di waktu dan lokasi yang berbeda.

Sementara, tiga orang lainnya kritis dan menjalani perawatan medis di rumah sakit.

Kronologi peristiwa

Peristiwa bermula saat korban berpesta miras di sebuah hajatan yang digelar di rumah warga pada Sabtu (13/5/2023) sekitar pukul 19.00 WIB.

Berdasarkan informasi dari kepolisian, korban diduga menenggak miras yang dicampur losion nyamuk.

Kapolsek Bangil, AKP Sukiyanto menyebutkan, tujuh orang itu mulai mengeluhkan sakit perut setelah pulang berpesta miras.

Awalnya, pria bernama Muhammad Roji meninggal pada Senin (15/5/2023) sekitar pukul 08.00 WIB di kediamannya yang berada di Kelurahan Kalianyar, Kecamatan Bangil.

Di hari yang sama korban lainnya Harjono tewas di kediaman istrinya di Tuban.

Kemudian pada hari yang sama, pada pukul 13.00 WIB, Indra Lesmana juga tewas di kediamannya di kawasan Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil.

Kemudian Bayu di kediamannya di Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Bangil.

Sedangkan pada Selasa (16/5/2023), M. Adi Soni meninggal sekitar pukul 02.00 WIB dan Udin Mas'ud pada pukul 02.30 WIB di RSUD Bangil.

Lalu M. Taufik tewas di rumahnya di Desa Manaruwi, Kecamatan Bangil pada pukul 07.00 WIB.

"Selain ketujuh orang tersebut, tiga orang lainnya kritis dan dilarikan ke rumah sakit," ungkap dia, Selasa (16/5/2023) malam.

Sementara itu, ketiga orang lainnya, Asmawi, Heri Purnomo, dan Azis hingga saat ini tengah dirawat di RSUD Bangil.

Masih ada delapan orang lainnya yang ikut turut menenggak minuman keras itu. Yakni Mawik, Joko, Unyil, Sinyo, Gofar, Boy, Aziz, Upik.

"Dari kedelapan orang ini kondisinya sehat. Hanya Mawik yang penglihatannya kabur diduga dampak minum-minuman keras itu," ujar dia.

Polisi selidiki kasus

Kanit Reskrim Polsek Lakarsantri Polrestabes Surabaya Ipda Bambang Setiawan mengungkapkan, bahan miras yang ditenggak oleh korban tewas merupakan campuran antara cairan ciu dan arak Bali.

Berdasarkan hasil penyelidikan, cairan tersebut dibawa oleh beberapa orang peserta miras yang kemudian dicampur dalam wadah galon air mineral berukuran 19 liter.

"Pada saat itu miras itu sedang dibawa dari masing-masing orang individu (peserta miras)," tutur dia.

Namun, pihaknya masih melakukan pengembangan atas kasus tersebut.

Bahkan saat ini pihak penyelenggaraan hajatan berinisial AK, sudah dilakukan pemeriksaan oleh pihak penyidik.

"Sudah kami periksa dan kami mintai keterangan," tegas dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Kabupaten Malang, Imron Hakiki | Editor Pythag Kurniati), TribunJatim.com

https://surabaya.kompas.com/read/2023/05/18/195420878/7-nyawa-melayang-gara-gara-tenggak-miras-oplosan-3-orang-kondisinya-kritis

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com