Salin Artikel

Posko Pengaduan Denda PLN Blitar Urungkan Rencana Gugat PLN

BLITAR, KOMPAS.com – Posko pengaduan denda PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang dibentuk oleh Wakil Bupati Blitar Rachmat Santoso mengurungkan rencananya untuk menggugat PLN. 

Urungnya niat menggugat PLN atas banyaknya denda yang dijatuhkan PLN kepada warga di wilayah Kabupaten Blitar itu terkonfirmasi kurang dari 1 pekan setelah Posko didirikan pada awal pekan lalu, Senin (8/5/2023). 

Koordinator Posko Pengaduan Denda PLN Joko Trisno Mudianto mengatakan pihaknya tidak akan menggugat PLN namun kemungkinan hanya akan memfasilitasi pengajuan keberatan warga atas denda yang dijatuhkan PLN. 

“Betul. Kami tidak akan menggugat PLN, kami objektif dalam menyikapi masalah sebagaimana telah dibahas bersama rekan dari DJK (Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM) dan dari PLN Jawa Timur,” ujar Joko saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (14/5/2023). 

Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Kediri Leandra Agung menyatakan pihaknya telah menggelar pertemuan antara pihak Posko yang juga dihadiri oleh perwakilan dari DJK Kementerian ESDM serta PLN Unit Induk Jawa Timur. 

Pada pertemuan itu, kata Agung, pihak posko sudah menyatakan tidak akan menggugat PLN seperti yang disampaikan sebelumnya. 

“Mereka sudah paham memang begini prosedurnya. Timnya Pak Wabup akan kembali menyerahkan berkas pengaduan denda ke PLN, kepada Tim Keberatan di masing-masing ULP yang ada,” ujar Agung kepada Kompas.com, Sabtu (13/5/2023). 

Sebelumnya, Wakil Bupati Blitar Rachmat Santoso mengatakan Posko Pengaduan akan menggugat perdata melalui mekanisme class action terhadap PLN setelah mempelajari berkas-berkas pengaduan warga yang mendapatkan sanksi denda dari PLN. 

Rencana menggugat PLN, kata Rachmat, didasarkan pada fakta bahwa umumnya warga pelanggan PLN terutama dari kalangan menengah ke bawah tidak berani berurusan dengan arus listrik di rumah mereka apalagi sampai memindahkan alat pengukur daya atau meteran. 

“Tidak mungkin warga berani melakukan pencurian listrik atau pun menggeser meteran yang ada di rumah mereka. Kita itu kan takut kesetrum (tersengat) aliran listrik,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/5/2023).

Hampir semua kasus, kata dia, berupa sanksi denda dengan tuduhan menggeser meteran. 

Pendirian Posko di Wisma Moeradi, Kota Blitar, itu dilakukan setelah berita tentang warga Desa Kebonduren, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, mendapat banyak sorotan lantaran aliran listrik dirumahnya telah diputus PLN selama lebih dari 2,5 bulan. 

Pemutusan itu dilakukan pihak PLN ULP Srengat di Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar setelah keluarga Muh Kholil (33) tidak mempu membayar denda sebesar Rp 2.750.000 yang dijatuhkan PLN awal Februari lalu atas pelanggaran menggeser meteran. 

Sementara pihak keluarga Muh Kholil sendiri mengaku pemindahan meteran dilakukan oleh petugas PLN yang dihubungi melalui Call Center 123. Kejadian itu pun telah berlangsung sekitar 3 tahun lalu setelah atap rumah mereka roboh akibat hujan deras yang menerpa.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/05/14/123133578/posko-pengaduan-denda-pln-blitar-urungkan-rencana-gugat-pln

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com