Salin Artikel

Penyebab Kematian Dilaporkan Janggal, Makam Eks Polisi di Jombang Dibongkar

Pembongkaran dilakukan untuk keperluan penyelidikan penyebab kematian Nasir yang meninggal pada 15 Maret 2023. 

M Yusuf (45), kakak kandung almarhum mengatakan, langkah ini ditempuh dalam rangka penyelidikan atas laporan keluarganya yang curiga terhadap penyebab kematian Nasir.

Dia menjelaskan, Nasir meninggal saat menjalani perawatan di salah satu panti rehabilitasi gangguan jiwa di Kabupaten Jombang.

Jenazah Nasir diantarkan pengelola panti kepada keluarganya pada hari itu juga. Namun, kata Yusuf, keluarga menemukan ada bekas luka di wajah mantan polisi tersebut.

Karena menemukan kejanggalan, kata Yusuf, keluarga melaporkan dugaan kejanggalan penyebab kematian tersebut ke polisi, sehari setelah pemakaman Nasir.

Di antara kejanggalan yang ditemukan, sebut dia, yakni luka lebam di bagian wajah, serta keluar darah dari hidung.

“Kami laporkan tanggal 16 Maret, meninggalnya kan tanggal 15 Maret 2023. (Kejanggalan) hidung keluar darah, terus ada memar di sini (wajah) sebelah kiri, diduga ada penganiayaan,” ungkap Yusuf, Selasa (9/5/2023).

Dia mengungkapkan, Nasir menjalani perawatan dan rehabilitasi di salah satu panti rehabilitasi gangguan jiwa di Kabupaten Jombang selama 10 tahun.

Adiknya yang pernah bertugas di Polres Jombang tersebut diantarkan ke keluarga dalam kondisi sudah meninggal pada Rabu, 15 Maret 2023.

“Masih menunggu hasil penyelidikan, makanya (makam dibongkar) dilakukan otopsi, biar tahu kejelasannya. Nanti kan melihat hasil dari dokter forensik,” kata Yusuf.

Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto mengatakan, pihaknya bersama tim Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Kediri melakukan pembongkaran makam M. Nasir berdasarkan laporan keluarga.

Pihak keluarga menduga Nasir meninggal karena dianiaya. 

“Menurut keluarga korban, saudaranya ini meninggal dengan tidak wajar. Kita menjawab keraguan dari pihak keluarga, dan ini sebagai langkah-langkah penyelidikan untuk menemukan apakah ada tindak pidana (penganiayaan) atau tidak,” kata Aldo.

Dia menuturkan, sebelum membongkar makam, pihaknya telah meminta keterangan dari pihak keluarga dan pengelola panti rehabilitasi gangguan jiwa, tempat M. Nasir meninggal dunia.

Dijelaskan Aldo, pihaknya menunggu hasil otopsi jenazah M. Nasir yang dilakukan di Rumah Bhayangkara Kediri. 

Otopsi dilakukan untuk mengetahui adanya kemungkinan unsur penganiayaan atau tidak terkait penyebab kematian mantan polisi tersebut. 

https://surabaya.kompas.com/read/2023/05/09/192955778/penyebab-kematian-dilaporkan-janggal-makam-eks-polisi-di-jombang-dibongkar

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com