Salin Artikel

Cerita Nisak, Mahasiswi Asal Lamongan tentang Mencekamnya Sudan akibat Perang Saudara

Evakuasi dilakukan setelah negara itu dilanda konflik senjata pasukan militer dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF).

Nisak termasuk dalam rombongan warga negara Indonesia (WNI) kloter pertama yang dievakuasi dari Sudan.

Nisak menuturkan, pada saat perang berkecamuk, ia sedang berada di Mekkah, Arab Saudi.

Kendati demikian, Nisak tetap menjalin hubungan komunikasi dengan rekan-rekannya yang juga asal Indonesia terkait situasi dan kondisi di Sudan.

"Kami terus berkomunikasi mengenai suasana di Sudan. Sejumlah teman yang saat itu berada di asrama mengaku takut karena perangnya dekat dengan asrama," ujar Nisak saat ditemui di Lamongan, Kamis (4/5/2023).

Ia kemudian mendapat cerita dari salah seorang teman yang menempati asrama betapa mencekamnya situasi di sekitar asrama tempat ia tinggal. 

Menurut rekannya itu, setiap malam lampu asrama dimatikan agar dikira tidak berpenghuni. Itu adalah langkah antisipasi untuk menyelamatkan diri. Tembakan senjata api terus terdengar hingga membuat para mahasiswa ketakutan.

"Cerita dari teman, tembakan demi tembakan terus terdengar dan membuat mereka ketakutan. Bahkan, tembok asrama itu sampai bergetar dampak dari perang," kata Nisak.

Nisak yang saat ini sudah berada di kampung halaman dan bertemu orangtua terus memantau situasi dan kondisi di Sudan melalui pemberitaan di media. Nisak masih berharap dapat menyelesaikan pendidikan yang ditempuh di Sudan.

"Rencana balik ke Sudan ada, cuma kita tetap menunggu kepastian dari pihak sana. Menurut informasi dari Duta Besar Sudan di Indonesia, mereka masih mengupayakan. Semoga bisa segera pulih sehingga mahasiswa dan mahasiswi Indonesia yang bersekolah di Sudah bisa melanjutkan studinya," tutur Nisak.

Siti Nasukha, ibunda Nisak, mengaku bahagia melihat putrinya telah kembali ke kampung halaman dengan kondisi selamat.

Nasukha mengungkapkan, sempat menyimpan rasa kekhawatiran akan keselamatan anaknya tersebut sebelumnya.

"Bahagia banget, karena selama ini kita dihantui rasa takut dan cemas. Alhamdulillah, sekarang sudah kembali," ucap Nasukha.

Nisak termasuk dalam rombongan WNI kloter pertama yang dievakuasi dari Sudan.

Sebelum sampai di kampung halaman, Nisak bersama rombongan WNI kloter pertama lebih dulu ditempatkan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.

"Selasa (2/5/2023) kemarin, saya bersama tim dari BPBD Lamongan, Babinsa Koramil 0812/16 Laren dan Kepala Desa Karangtawar, menjemput yang bersangkutan dari Surabaya untuk diserahkan kepada pihak keluarga," ujar Kabid kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan Muhammad Muslimin, yang bertindak sebagai penanggungjawab pemulangan TKI dari Sudan di Lamongan.

Muslimin menambahkan, hingga saat ini baru satu orang atau warga asal Lamongan yang telah dipulangkan dari Sudan. Sementara terkait jumlah warga Lamongan yang berada di Sudan, Muslimin, mengaku belum mengetahui secara pasti.

"Baru satu orang itu. Alhamdulillah, semua berjalan lancar berkat kerja sama semua pihak," ucap Muslimin.

Babinsa Koramil 0812/19 Laren Serma Hadi Kusumo menyampaikan terima kasih dan bersyukur atas terlaksananya kegiatan pemulangan Resta hingga sampai kampung halaman di Lamongan, tanpa kendala dan aman.

"Selaku Babinsa, kami turut bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan warga binaan. Terima kasih kepada BPBD Lamongan yang telah tanggap dan selalu siaga," tutur Hadi.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/05/05/060116578/cerita-nisak-mahasiswi-asal-lamongan-tentang-mencekamnya-sudan-akibat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke