Salin Artikel

Cerita Warga di Situbondo, Terpaksa Minum dari Air Hujan karena Mesin Pompa Air Rusak

Salah satunya Sahamin (60) yang mengaku memanfaatkan air hujan untuk minum dan kebutuhan sehari-hari.

Sebab, untuk membeli air kemasan setiap hari, dia mengaku tak memiliki cukup uang.

Jika hujan tak turun, Suhamin mengambil air di mata air desa setempat. Namun kondisi tempatnya tidak terawat.

"Saya untuk kebutuhan minum terkadang kalau ada hujan ya minum air hujan, baru kalau sudah habis ke sini (mata air) lagi," kata Suhamin pada Kompas.com, Rabu (3/5/2023).

Mata air

Suhamin mengatakan, warga desanya juga biasa memanfaatkan mata air di desa itu.

"Dari masak kopi sampai masak nasi kami pakai air ini, termasuk untuk minum ternak (sapi) kami juga minum ini," ucap Sahamin.

Rutinitas mengambil air sudah dilakoninya selama dua bulan terakhir. Tidak hanya bagi Sahamin, bagi anak dan cucunya sudah terbiasa mengambil air di mata air itu untuk keperluan sehari-hari.

Dia juga menyampaikan sengaja tidak mengambil penuh air untuk dimasukan ke jeriken yang dibawanya. Tujuannya, berbagi kepada tetangga lain yang sedang sangat butuh ketika mengambil air.

"Sudah cukup segini saja, nanti ada tetangga yang mengambil ini sisanya, memang kebiasaan orang sini mengambil tidak boleh habis," katanya dalam bahasa Madura.

Ipul (40) warga setempat menyatakan kondisi kekurangan air bersih sudah berlangsung cukup lama.

Air dari mata air tersebut tidak langsung dikonsumsi. Namun perlu dimasak sehingga aman dikonsumsi.

"Nanti ini dimasak, jika langsung diminum bahaya," katanya.

Penjelasan Pemda

Kepala Pelaksana BPBD Situbondo Sruwi Hartanto menyatakan bahwa kekurangan air bersih di Dusun Polay, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, disebabkan karena mesin pompa yang mati.

Pihak BPBD Situbondo berusaha untuk melakukan komunikasi kepada pemilik pompa. Hal tersebut supaya ada perbaikan dan tidak terlalu tergantung kepada peran pemerintah.

"Kalau suplai air itu bisa, kalau ada surat kami kirim, namun pengiriman tidak bisa setiap hari karena air yang dikirim pasti tidak mencukupi kebutuhan, anggaran kami juga terbatas," kata Sruwi ke Kompas.com.

Dia melihat kekurangan air bersih di daerah tersebut memang sudah berlangsung beberapa bulan. Namun untuk kondisi sekarang perlu adanya pihak lain untuk membantu.

"Kami minta nanti yang punya pompa air untuk memperbaiki," katanya.

Sanduyu (50) warga Dusun Polay menyatakan pompa air yang rusak tersebut dibuat sejak 2004 silam. Terhitung sudah 19 tahun bertahan dan membantu para warga memenuhi kebutuhan hidup.

"Dulu ini (pompa air) dipasang di sini oleh perusahaan minum dari Surabaya secara sukarela, rencananya mau diambil untuk dikomersialkan namun warga tidak mau sehingga tidak jadi, dan bertahan sampai sekarang," katanya.

Dia berharap kepada pemerintah supaya membantu perbaikan mesin pompa air tersebut. Para warga sudah urunan untuk memperbaiki namun hasilnya tidak cukup untuk membeli mesin penyedot.

"Kami sudah urunan (iuran) dan jual beberapa ternak kami, namun biaya yang dikeluarkan tidak cukup," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/05/04/123519878/cerita-warga-di-situbondo-terpaksa-minum-dari-air-hujan-karena-mesin-pompa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke