Salin Artikel

Pantai Watu Pecak Lumajang Dipenuhi Sampah Usai Perayaan Lebaran Ketupat, Tempat Pembuangan Dirasa Kurang

Berbagai macam sampah, mulai dari sampah plastik hingga janur bekas bungkus ketupat bertebaran di sepanjang pantai dengan pasir hitam ini.

Padahal, pengunjung Pantai Watu Pecak relatif masih tinggi meski masa libur Lebaran telah usai.

Kompas.com sempat berkunjung langsung ke Kawasan Wisata Pantai Watu Pecak pada Selasa (2/5/2023).

Menurut pantauan Kompas.com, hamparan pasir hitam di pantai ini hampir dipenuhi dengan sampah. Di beberapa titik, tampak tumpukan sampah di atas hamparan pasir dan siap angkut.

Sampah berserakan di sepanjang mata memandang.

Sebenarnya, ada tempat sampah di beberapa titik yang disediakan pengelola wisata. Namun, jaraknya cukup jauh dengan area bibir pantai atau sekitar 50 meter. 

Safrin, salah satu pengunjung, mengaku risih melihat pemandangan di Pantai Watu Pecak.

Menurutnya, dengan banyaknya sampah, selain membut pengunjung tidak nyaman berlama-lama di pantai, juga membuat tempat ini tidak menarik digunakan sebagai tempat berswafoto.

"Miris juga sih. Karena ini kan wisata alam yang harusnya kita jaga, malah banyak sampah seperti ini. Ya enggak nyaman, buat foto ya kurang bagus," kata Safrin.

Safrin berharap, para pengunjung harusnya lebih bisa menjaga kebersihan. Selain itu, pihak pengelola menyediakan tempat sampah untuk para pengunjung di sekitar pantai.

Sebab, kata Safrin, selama ia berkunjung ke pantai ini, belum menemukan tempat sampah untuk para pengunjung.

"Harapannya yang datang ya sadar lah sama-sama dijaga kebersihan. Sama pengelola juga dikasih tempat sampah," harapnya.

Sementara, Anam, pengunjung lain yang datang bersama keluarganya mengaku kecewa saat datang ke Pantai Watu Pecak.

Ia sengaja datang pasca libur Lebaran untuk menghindari keramaian malah disambut dengan banyaknya sampah di sekitar pantai.

"Baru kesini supaya tidak terlalu ramai. Enak begini tidak ramai. (Sampah) Ya mengganggu sekali untuk keindahan pantai. Harusnya kan harus dijaga. Ya kurang nyaman," jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang Hertutik mengatakan, pihaknya telah merancang kegiatan bersih-bersih pantai bersama masyarakat pada akhir Juni 2023.

"Ada agenda resik-resik pantai bulan Juni 22-23. Agenda besar event," ujarnya singkat.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/05/02/184141878/pantai-watu-pecak-lumajang-dipenuhi-sampah-usai-perayaan-lebaran-ketupat

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com