Salin Artikel

Bayi Meninggal Diduga Kaget Usai Dengar Suara Mercon, Ini Penjelasan RS

LAMONGAN, KOMPAS.com - Perwakilan dari pihak Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML) membenarkan, bila sempat menerima kedatangan bayi yang berusia sekitar 38 hari dan keluarganya.

Penanganan dan upaya medis sempat dilakukan RSML, namun tidak dapat menolong menyelamatkan nyawa bayi malang tersebut.

Bayi tersebut merupakan anak kedua dari pasangan Nur Hasyim (35) dan Nur Faizah (28), warga Desa Jatirembe, Kecamatan Benjeng, Gresik, Jawa Timur.

Oleh pihak keluarga, bayi naas tersebut meninggal dunia ditengarai akibat kaget mendengar suara letusan dari mercon.

"Dapat kami sampaikan, bahwa benar RSML menerima rujukan atas nama pasien by HDN, dari RS Denisa Gresik dalam kondisi tidak sadar/kritis," ujar Humas RSML Sabiq Fajar Rozaq, saat dikonfirmasi, Jumat (28/4/2023).

"Kami telah berupaya memberikan pertolongan dan penanganan kegawatdaruratan di RSML, dan akhirnya pada tanggal 27 April 2023, pasien dinyatakan meninggal dunia," lanjut Sabiq.

Sabiq mewakili RSML menjelaskan, pihaknya menerima kedatangan bayi tersebut dengan diantarkan oleh keluarganya, dengan kondisi bayi sudah tidak sadarkan diri.

Kendati demikian, pihak RSML tetap mengupayakan serangkaian tindakan medis untuk dapat memberikan pertolongan terhadap bayi malang tersebut.

Pada saat datang di RSML dengan kondisi yang sudah kritis, bayi malang tersebut langsung ditangani oleh petugas medis yang berada di IGD (ICU), dengan dukungan peralatan medis.

Hanya saja, Sabiq, atas instruksi dari tim dokter dan manajemen RSML, enggan menjelaskan secara detail penyebab bayi malang tersebut hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.

"Sebelumnya kami sampaikan, bahwa RSML diwajibkan dan terikat oleh regulasi negara untuk menjaga rahasia medis pasien, baik selama masih hidup ataupun bahkan setelah meninggal dunia," kata Sabiq.

"Atas dasar tersebut, baik dari tim dokter yang menangani maupun pihak RSML, kami sampaikan permohonan maaf. Karena tidak bisa memberikan penjelasan lebih detail, terkait informasi medis pasien tersebut," tutur Sabiq.

Pengakuan keluarga

Sebelumnya bibi dari bayi malang tersebut, Nufus (22), saat dikonfirmasi terpisah sempat memaparkan kronologi hingga keponakannya tersebut meninggal dunia.

Di mana Nufus dan pihak keluarga menengarai, bayi naas tersebut meninggal dunia usai kaget mendengar suara mercon yang disulut oleh salah seorang tetangganya pada saat malam Hari Raya Idul Fitri, Sabtu (22/4/2023). 

"Kejadiannya itu malam Hari Raya (Sabtu malam), setelah ada salah seorang tetangga yang menyulut mercon. Tiba-tiba dedek (bayi tersebut) langsung kejang-kejang dan kondisinya drop," ujar Nufus.

Namun setelah kondisi bayi tidak juga kunjung membaik usai ditangani bidan desa, membuat pihak keluarga akhirnya membawa bayi tersebut ke Rumah Sakit Denisa Gresik, Senin (24/4/2023).

"Saat itu trombosit dedek sudah turun, namun setelah diberi bantuan oksigen itu perlahan membaik," ucap Nufus.

Namun bantuan ventilator tersebut rupanya tidak banyak membantu, kondisi bayi tersebut kembali drop selang sehari.

Rumah Sakit Denisa Gresik kemudian menyarankan kepada pihak keluarga, supaya bayi tersebut dirujuk ke rumah sakit yang memiliki peralatan medis lebih lengkap.

"Oleh pihak RS Denisa disuruh bawa ke (RSUD) Dr Soetomo Surabaya. Namun keluarga berpikiran mungkin penuh setelah Hari Raya, makanya dibawa ke Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Dirawat di ICU dan sempat ditangani oleh dokter di sana (RSML)," kata Nufus.

Nufus menambahkan, keponakannya tersebut dirujuk ke Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, Rabu (26/4/2023). Namun sehari berselang, bayi tersebut akhirnya meninggal dunia, Kamis (27/4/2023) pagi sekitar pukul 10.00 WIB, lantaran mengalami penggumpalan darah di bagian otak hingga terdapat pembuluh darahnya yang pecah.

"Kata dokter yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan kemarin, ada penggumpalan darah di bagian otak hingga mengakibatkan pembuluh darahnya pecah. Dokternya memang sempat bertanya, apakah sempat mengalami benturan keras? karena hasil CT scan seperti itu. Kemudian kami jelaskan, jika dedek tidak pernah terbentur tapi mendengar suara mercon yang sangat keras," tutur Nufus.

Dibenarkan polisi

Jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Benjeng juga membenarkan, memang ada seorang bayi berusia 38 hari yang meninggal dunia di Desa Jatirembe, Kecamatan Benjeng, Gresik, pada Kamis (27/4/2023) pagi. Jajaran Polsek Benjeng pun sudah meminta keterangan dari sejumlah pihak di lokasi.

"Sampai saat ini belum ada laporan yang kami terima dari pihak keluarga. Kendati demikian, anggota kemarin malam (27/4/2023) sudah ke lokasi dan benar ada seorang bayi yang meninggal dunia," ucap Kapolsek Benjeng, Iptu Alimin Tunggal, saat dikonfirmasi, Jumat (28/4/2023) pagi.

Dari keterangan yang diperoleh polisi di lokasi, bayi tersebut meninggal dunia usai sempat dirawat di rumah sakit lantaran kondisinya kritis.

Meski demikian, pihak kepolisian enggan untuk berspekulasi lebih jauh terkait tinjauan medis terkait penyebab bayi tersebut meninggal dunia.

"Keterangan dari anggota yang datang ke lokasi, setelah ditolong bidan desa dan kondisi bayi tersebut tetap membutuhkan pertolongan, kemudian dibawa keluarganya ke rumah sakit dan terakhir itu sampai dirujuk ke Lamongan (RSML). Namun tetap tidak dapat terselamatkan dan akhirnya meninggal dunia," kata Alimin.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/04/28/185554378/bayi-meninggal-diduga-kaget-usai-dengar-suara-mercon-ini-penjelasan-rs

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke