Salin Artikel

Antrean Kendaraan di Trenggalek Mengular hingga 3 Km, Pengendara Asal Jakarta: Ini Mah Tidak Macet

Antrian mobil tersebut terjadi mulai setelah simpang tiga Ngetal hingga jembatan Munjungan yang berada di Desa Bendo, Kecamatan Pogalan, Trenggalek.

Terpantau, antrean kendaraan yang didominasi mobil pribadi tersebut, mulai terjadi sejak pukul 09.00 WIB. Selain mobil pribadi, juga ada sepeda motor yang hendak menuju keluar kota arah Kabupaten Tulungagung.

Dari perbincangan di lokasi, antrian panjang terjadi hanya dari sisi Barat menuju arah Timur. Sebagian besar dari mereka hendak silarurahmi ke kerabat yang berada di luar kecamatan maupaun luar kota sisi Timur.

"Saya warga Suruh, bersama keluarga Hari Raya ketiga ini mau silaturahmi ke saudara di Kabupaten Blitar," kata Kiswoyo, warga Desa Nglebo, Kecamatan Suruh, Trenggalek di tengah antrean kendaraan, Senin (24/03/2023).

Selain para pemudik juga memanfaatkan libur lebaran untuk berwisata pantai di Trenggalek.

"Saya dari Kabupaten Ponorogo pemudik dari Jakarta. Mumpung mudik dan berkumpul keluarga dari Jakarta dan Ponorogo, mau rekreasi ke kawasan Pantai Prigi Trenggalek," kata Usman dari dalam mobilnya. 

Bagi Usman antrean kendaraan tersebut bukanlah macet.

"Ini mah tidak macet mas. Tidak seperti di Jakarta," sambung Usman.

Setelah mobil di dalam jembatan berlalu, kemudian kendaraan berikutnya melintas. Setelah lepas dari jembatan Munjungan Desa Bendo, Kecamatan Pogalan, Trenggalek, antrean kembali terjadi di simpang empat Bendo.

Karena terjadi penumpukan kendaraan, maka rambu-rambu yang ada dimatikan. Pengaturan lalu lintas dilakukan secara manual oleh anggota Polsek Pogalan serta Satlantas Polres Trenggalek.

Wilayah jalur Nasional yang berada di Desa bendo tersebut, juga banyak diminati oleh para pemudik, yang berada di sisi selatan. Utamanya, pemudik dari Wilayah Wonogori yang hendak menuju Kabupaten Blitar hingga Malang.

Mereka memilih jalur tersebut karena lebih dekat dan arus lalu lintas lebih lengang. Selain itu, di sepanjang jalan masih banyak kawasan hutan pinus hingga tampak pemandangan pantai.

Apabila melintas di jalur Ponorogo-Trenggalek, para pemudiak bisa menikmati langsung Bendungan Tugu Trenggalek, yang berada di sisi jalur utama.

"Tadi melihat ada bendungan besar dan ada Tulisan Bendungan Tugu. Baru kali ini saya melihat bendungan di sisi jalan Utama," ujar Usman.

Selain itu sejumlah warga juga sudah mulai kembali dari mudik. 

"Kami mudik balik hari ini, ke Malang, karena kami akan segera beraktivitas lagi di sana," terang salah satu pemotor Anang, berboncengan bersama istri dan anaknya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/04/24/171719578/antrean-kendaraan-di-trenggalek-mengular-hingga-3-km-pengendara-asal

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com