Salin Artikel

Tak Sengaja Tinggalkan Istri Saat Mudik, Tersadar Usai Tempuh Perjalanan 80 Km, Arif Sempat Menangis Panik

Peristiwa itu terjadi pada Minggu (16/4/2023) malam ketika Arif mudik bersama istrinya Siti Aminah (40) dan anaknya Eka Krissna (8).

Arif yang ditemui oleh Kompas.com setelah tiba di Kediri, Jawa Timur bercerita, hanya istrinya yang tertinggal. Sedangkan anaknya ikut bersamanya.

Pria tersebut baru menyadari sang istri tak bersamanya setelah menempuh perjalanan sekitar 80 kilometer atau ketika berada di Pemalang.

Tak tahu istri turun dari motor

Mulanya, Arif berangkat mudik dari Bogor bersama istri dan anaknya menggunakan sepeda motor Honda CB 150 R, Minggu (16/4/2023) sekitar pukul 16.30 WIB menuju Kediri.

Di Bogor, Arif merantau dan bekerja sebagai pekerja proyek bangunan sejak 2013.

Diperkirakan, perjalanan mudik dari Bogor ke Kediri itu memakan waktu 15 hingga 16 jam dalam kondisi normal.

Mereka selanjutnya sempat beristirahat selama 30 menit di wilayah Pamanukan, Jawa Barat.

Selanjutnya Arif dan keluarganya melanjutkan perjalanan.

Di kawasan Jalur Lingkar Utara (Jalingkut) Brebes, Arif salah memilih jalur. Dia yang seharusnya melaju lurus justru memilih belok kiri.

Di sinilah awal mula kisah Arif tak sengaja meninggalkan istrinya.

"Sekitar 100 meter setelah saya belok kiri itu, saya pilih balik kanan untuk memilih jalur lurus tadi," kata dia.

Ternyata saat menunggu suasana arus lalu lintas aman, sang istri turun dari motor tanpa sepengetahuannya.

Menangis panik

Setelah menempuh perjalanan sekitar 80 kilometer tanpa sang istri, Arif baru tersadar. Dia sadar setelah sang anak menanyakan keberadaan ibunya.

Sepanjang perjalanan itu, Arif memang fokus ke jalan hingga tak bercakap-cakap dengan sang istri.

"Ya enggak sadar aja, saya fokus ke depan lihat jalan aja. Tahu-tahu istri tertinggal jauh," ujar dia.

Pikiran Arif kalut. Dia sempat menduga istrinya terjatuh. Apalagi saat itu pukul 24.00 WIB.

Seketika itu juga, dia memutar balik untuk menyusuri jalan yang dilaluinya tadi demi menemukan sang istri.

Di sepanjang perjalanan tersebut, Arif terpikir untuk mencoba menemukan darah yang tercecer di jalan atau kerumunan lantaran menduga sang istri kecelakaan.

Upaya pencariannya belum membuahkan hasil saat itu. Arif pun sempat menangis.

Pertemuan kembali mereka bermula saat Arif menyadari ponsel sang istri masih terbawa olehnya.

Ketika diperiksa, ada ratusan panggilan tak terjawab.

Dia lalu mencoba menghubungi nomor panggilan paling akhir hingga tersambung dengan seorang petugas kepolisian.

Polisi itu menginformasikan bahwa istrinya berada di Pospam dekat Jalingkut Brebes.

"Saya langsung meluncur ke sana," ujar dia.

Kekalutan Arif berubah menjadi tawa ketika pasangan itu bertemu.

"Jadi gimana ya, saya sedih juga tapi juga ketawa, istri saya juga sama," jelas dia.

Mudik bermotor pertama dengan keluarga

Menurut Arif, peristiwa itu menjadi kenangan tak terlupakan dalam hidupnya.

Mudik kali ini, kata dia, adalah mudik pertama dengan kendaraan bermotor dengan keluarganya.

"Kalau mudik tahun-tahun sebelumnya, anak dan istri saya suruh naik bus atau kereta api. Saya naik motor sendirian," katanya.

Pria tersebut juga tak habis pikir dengan kejadian yang dialaminya itu.

"Jangankan orang lain, Saya saja juga bingung, kenapa saya sampai bisa begitu," kata dia sembari tertawa.

Arif, sang istri, dan sang anak akhirnya sampai dan berkumpul dengan keluarga besarnya di Kelurahan Banaran, Kecamatan, Kota Kediri, Jawa Timur Senin (17/4/2023).

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim | Editor: Andi Hartik)

https://surabaya.kompas.com/read/2023/04/19/135605978/tak-sengaja-tinggalkan-istri-saat-mudik-tersadar-usai-tempuh-perjalanan-80

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com