Salin Artikel

Cerita Arif, Pemudik Motor Tujuan Kediri yang Tak Sengaja Tinggalkan Istri di Brebes

KEDIRI, KOMPAS.com - Kisah perjalanan mudik Arif Romadon (37) tengah menjadi perbincangan publik. Ia mengalami hal yang tak biasa, yakni tidak sengaja meninggalkan istrinya, Siti Aminah (40), saat dalam perjalanan.

Insiden itu terjadi di Brebes, Jawa Tengah, saat mereka mudik naik motor dari Bogor, Jawa Barat, menuju Kediri, Jawa Timur, pada Minggu (16/4/2023).

Arif Romadon yang juga mudik bersama anaknya, Eka Krissna (8), kini sudah sampai di daerah tujuan mudiknya, yaitu di Kelurahan Banaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, dengan selamat.

Mereka sampai di rumah orangtuanya itu pada Senin (17/4/2023) pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

Dalam peristiwa yang menjadi perhatian publik itu, pemuda yang mengais rezeki sebagai pekerja proyek bangunan di Bogor sejak 2013 itu mengaku tidak habis pikir dirinya ada dalam situasi seperti itu.

"Jangankan orang lain. Saya sendiri juga bingung kenapa saya sampai bisa begitu," ujar Arif, Selasa (18/4/2023) malam.

Sebab, saat kejadian itu, dirinya mengaku betul-betul tidak menyadarinya dan di luar nalarnya. Apalagi juga tidak ada niat kesengajaan meninggalkan istrinya.

Dia juga membantah penyebabnya karena dia mengantuk karena menempuh perjalanan jauh. Sebab, sebelum kejadian itu, ia baru saja istirahat di Pamanukan. Sepanjang jalan kadang-kadang istrinya juga menyuapi permen.

Hanya saja, selama perjalanan itu, Arif jarang berkomunikasi dengan istrinya karena fokus dengan perjalanan.

"Ya enggak sadar saja. Saya fokus ke depan lihat jalan aja. Tahu-tahu istri tertinggal jauh," ungkapnya.

Namun, mudik kali ini berbeda, yakni dilakukannya dengan membawa serta keluarga. Sehingga, ini merupakan pengalaman perdananya mudik naik motor bersama keluarga kecilnya itu.

"Kalau mudik tahun-tahun sebelumnya anak dan istri saya suruh naik bus atau kereta api. Saya naik motor sendirian," lanjut pemuda penunggang Honda CB 150 R ini.

Arif menyebutkan, pengalaman mudik kali ini akan membekas sebagai cerita kehidupan yang akan senantiasa diingatnya.

Arif dan keluarga memulai perjalanan mudik pada Minggu (16/4/2023) sekitar pukul 16.30 WIB dari wilayah Warung Jambu, Bogor, Jawa Barat, menuju Kota Kediri, Jawa Timur. Dalam kondisi normal, perjalanan mereka akan memakan waktu sekitar 15 sampai 16 jam dengan beberapa kali istirahat.

Sebelum istrinya tertinggal di Brebes, mereka juga sempat istirahat sekitar 30 menit di wilayah Pamanukan, Jawa Barat.

Istrinya itu tertinggal saat Arif salah jalan setelah keluar dari Jalan Lingkar Utara (Jalingkut), Brebes, Jawa Tengah. Saat berhenti untuk memutar balik, Arif tidak sadar bahwa istrinya turun dari motor.

Arif yang merasa istrinya masih duduk di kursi belakang terus melanjutkan perjalanan. Arif baru sadar istrinya tertinggal setelah anaknya menanyakan keberadaan ibunya.

Arif juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada segenap pihak yang telah membantunya. Baik itu kalangan masyarakat yang mengantar istrinya ke pos pengamanan polisi maupun pihak kepolisian.

"Saya mengucapkan rasa terima kasih dengan tulus," ucapnya.

Sebelumnya, cerita Arif ini viral di berbagai platform media karena saat mudik naik motor dia tak sengaja meninggalkan istrinya di perjalanan. Dia baru menyadarinya setelah sekitar 80 kilometer perjalanan.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/04/19/062720678/cerita-arif-pemudik-motor-tujuan-kediri-yang-tak-sengaja-tinggalkan-istri

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com