Salin Artikel

Warga Sumenep Serbu Toko Emas Jelang Lebaran, untuk Investasi dan Penampilan

SUMENEP, KOMPAS.com - Sejumlah warga di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mulai menyerbu toko perhiasan emas menjelang Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah.

Mayoritas dari meraka membeli perhiasan emas sebagai investasi saat berada di kampung halaman usai merantau sebagai pedagang di luar daerah.

Sebagian lagi, perhiasan emas itu digunakan untuk menunjang penampilan mereka saat Lebaran agar terlihat lebih menawan.

"Kalau tidak pakai perhiasan (emas) seperti ada yang kurang saat hari raya, jadi setiap tahun memang biasa beli (perhiasan emas)," kata Sulatri, pembeli perhiasan di toko emas Prenduan, Sumenep, Jumat (14/4/2023).

Bagi Sulatri, aktivitas membeli emas mendekati Lebaran sudah ia lakukan sejak beberapa tahun terkahir. Baginya, perhiasan emas merupakan alat untuk merias diri saat momen-momen besar seperti Lebaran.

Perhiasan yang ia pilih adalah jenis perhiasan gelang dan cincin emas. Dua jenis perhiasan itu paling sering dibeli dibandingkan dengan jenis perhiasan emas lainnya.

"Paling sering beli gelang dan cincin (emas), ngerasa lebih nyaman aja memakainya," kata wanita berusia 37 tahun itu.

Berbeda dengan Sulatri, Mahmudah (41) mengaku perhiasan emas yang dibelinya merupakan bentuk investasi selama berada di kampung halaman. Sebagai pengusaha warung kelontong di Jakarta, ia tak ingin uang miliknya dihabiskan dengan percuma.

"Kalau beli (perhiasan) emas kan nanti bisa dijual kembali setalah hari raya, dan uangnya bisa dipakai untuk modal usaha," kata dia.

Bahkan, sejak ia mendapat untung besar dari usaha warung kelontong di Jakarta, Mahmudah mengaku kerap membeli perhiasan emas untuk dipakai oleh sang anak yang berada di kampung halaman.

"Jadi seperti tabungan gitu, cuma ini kan yang ditabung emas," pungkasnya.

Terpisah, pemilik toko emas di Preduan, Haji Ismail mengaku, momen mendekati Lebaran merupakan salah satu momen penjualan emas di tokonya meningkat drastis.

Jika di hari normal pembeli perhiasan emas hanya berjumlah 10-15 orang per hari, momen mendekati Lebaran bisa menyentuh 30-40 orang per hari.

"Pasti (pembeli) meningkat kalau mendekati Lebaran," tuturnya.

Saat ini, harga perhiasan emas di Sumenep antara lain emas 24 karat berada di harga Rp 940.000 per gram, emas 750 setara 17 karat di harga Rp 800.000 per gram.

Selain itu, harga emas setara 16 karat di harga Rp 750.000 per gram, emas 9 karat berada di harga Rp 465.000 per gram dan emas 8 karat di harga Rp 440.000 per gram.

"Yang paling banyak dibeli sebenarnya yang 24 karat, tapi yang lain juga dibeli mesti tidak sebanyak yang 24 karat," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/04/14/211144678/warga-sumenep-serbu-toko-emas-jelang-lebaran-untuk-investasi-dan-penampilan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com