Salin Artikel

Cerita Sugito, 15 Menit Bergulat dan Tangkap Buaya Sepanjang 2 Meter di Kediri

Sugito menuturkan, mulanya dirinya dan kakaknya yang bernama Mulik (40) berniat memancing ikan di sungai yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya itu, Rabu (12/4/2023).

"Itu sungai yang memang biasa untuk mancing. Kebetulan sudah lama enggak mancing," ujar Sugito pada Kompas.com, Kamis (13/4/2023).

Saat asyik memancing, pandangan mereka teralihkan oleh gelombang. Seperti ada hewan yang berenang di bawah sungai.

Hewan yang mereka pikir biawak tersebut masuk ke sebuah lubang di dinding sungai yang berhulu di Gunung Kelud itu.

Hal itu membuat mereka penasaran dan antusias untuk mengetahuinya lebih jauh.

"Lalu lubangnya itu saya sogok-sogok (tusuk) pakai bambu dan hewannya keluar," lanjut pemuda dengan nama panggilan Unyil ini.

Tak dinyana, hewan yang dikira biawak itu rupanya adalah buaya. Itu mereka ketahui setelah hewan tersebut keluar dan lari menuju daratan.

Meski kaget bercampur takut, Sugito berupaya menangkap hewan itu karena khawatir membahayakan warga.

Mulik bergegas membekap bagian kepala disusul dengan Sugito yang melumpuhkan bagian ekornya.

Buaya jenis muara sepanjang dua meter itu sempat melawan bahkan pergulatan antar mereka terjadi hingga beberapa saat.

Dalam situasi itu, mereka mengambil kesempatan mengikat mulut buaya dengan tali karet yang mereka punya. Disusul dengan mengikat kedua kaki bagian depan maupun belakangnya.

"Paling sampai 15 menit. Buaya sempat melawan tapi akhirnya bisa kami lumpuhkan," lanjut pekerja serabutan ini.

Namun perlawanan buaya itu, Sugito mengungkap, tidak terlalu kuat. Dia menduga buaya tersebut tak begitu bertenaga karena kurang asupan makanan.

"Dari perutnya kecil banget. Kayaknya lapar dia," ungkapnya.

Keduanya lantas membawa pulang buaya ke rumah dengan cara memanggulnya.

Sesampainya di rumah, hewan karnivora itu pun sontak menjadi tontonan warga dan langsung viral di media sosial.

Muncul setahun terakhir

Sugito mengungkapkan, sungai selebar lima meteran itu memang bukan habitat buaya.

Namun sejak sekitar setahun terakhir, tiba-tiba banyak warga yang dikejutkan dengan kemunculan buaya. Jumlahnya diperkirakan lebih dari dua ekor.

Bahkan beberapa waktu sebelumnya, berjarak sekitar 600 meter arah hilir sungai, juga sempat ada buaya yang tertangkap warga lalu diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

"Kami tidak tahu itu buaya-buaya itu dari mana," ujarnya.

Keberadaan buaya yang cukup dekat dengan permukiman warga itu juga menjadi masalah tersendiri di lingkungan itu karena dianggap membahayakan.

Sehingga beberapa waktu lalu juga sempat dilakukan upaya penangkapan secara masif oleh petugas, yaitu dengan pemasangan beberapa jebakan. Namun hasilnya nihil.

Penjelasan BKSDA

Kepala Konservasi Wilayah BKSDA Kediri David Fathurohman membenarkan bahwa lokasi sungai tersebut bukan merupakan habitat buaya muara.

"Sangat kecil kemungkinannya buaya itu migrasi dari Sungai Brantas. Sebab lokasi Sungai Janti cukup jauh dari Sungai Brantas dan melewati permukiman warga. Kalau ada migrasi pasti ketahuan," ujar David.

Sehingga spekulasi yang ada dan hasil asesmen petugas yang sempat terjun lapangan untuk penanganan satwa, diperkirakan ada dua penyebab buaya itu berada di Sungai Janti.

"Bisa karena satwa milik warga yang terlepas atau juga satwa yang sengaja dilepas di sana," lanjutnya.

David juga membenarkan jumlah buaya yang berada di Sungai Janti itu diperkirakan lebih dari dua ekor.

Adapun terhadap biaya yang sudah berhasil ditangkap, masih kata David, akan diberlakukan standar prosedur penanganan yang ada. Yakni dilakukan observasi terhadap kondisinya dan dilakukan rehabilitasi jika membutuhkan.

"Kalau memungkinkan lepas liar, kita lepas liarkan. Atau bisa juga penanganan dititipkan ke lembaga konservasi." pungkas David.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/04/13/145023578/cerita-sugito-15-menit-bergulat-dan-tangkap-buaya-sepanjang-2-meter-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke