Salin Artikel

Curhat Biduan yang Mengaku Tertipu Arisan Bodong di Kota Malang: Korban 118 Orang, Kerugian Rp 4,4 Miliar

Para korban yang merupakan biduan telah melaporkan kasus dengan terduga pelaku berinisial MGD (27) tersebut ke Polresta Malang Kota.

"Sampai saat ini sudah terdata 118 orang, jumlah kerugiannya Rp 4,4 miliar lebih. Jumlah ini bisa terus bertambah, karena masih banyak yang belum mengisi pendataan," kata Fifin kepada Kompas.com, Rabu (12/4/2023).

Setor Rp 100.000 per hari

Fifin mengatakan, dia sudah menyetorkan uang senilai total puluhan juta pada MGD. Setoran itu adalah untuk arisan Lebaran.

"Dia MGD menawarkan jenis arisan yang bermacam-macam, saya ikut arisan Lebaran, sehari bayar Rp 100.000. Tapi jadi enggak jelas, MGD-nya kabur," kata Fifin pada Rabu (12/4/2023).

Selain arisan Lebaran, Fifin juga ikut membeli nomor arisan yang ditawarkan oleh sang bandar. 

"Saya rugi paling banyak yang jenis beli arisan. Misal Get 10 MGD menawarkan Rp 9,3 juta atau dapatnya Rp 10 juta. Saya harusnya dapat tanggal 7 April kemarin, tapi MGD kabur. Saya tanya ke teman-teman lain ternyata mereka sama, jadi korban," katanya.

Para korban adalah biduan

Setahu Fifin, korban lainnya pun rata-rata sama yakni para perempuan tergabung dalam komunitas penyanyi dangdut atau biduan.

"Kebanyakan biduan korbannya, karena MGD ini kan penyanyi juga. Kami kenalnya dari sana, ditawari sama MGD apakah mau ikut arisan," katanya.

Jumlah korban pun diyakini akan bisa bertambah, karena pendataan masih terus berjalan.

MGD mulai menghilang sejak awal April 2023.

"Kami bersama enam orang sudah mengadukan perkara arisan ini ke Polresta, karena MGD sebagai pengelola arisan tidak bertanggung jawab. Kami cari di rumahnya tidak ada, dihubungi juga tidak bisa," katanya.

Penjelasan polisi

Kasat Reskrim Polresta Malang Kota Kompol Bayu Febrianto Prayoga membenarkan adanya pengaduan soal dugaan penipuan berkedok arisan bodong.

"Iya ada pengaduan soal itu," kata Bayu.

Sedangkan, saat Kompas.com mendatangi rumah MGD di Jalan Sanan Gang 14, Kota Malang dalam keadaan sepi.

"Jadi hari Kamis (6/4/2023) ada orang Singosari mengaku korban datang ke saya, terus beberapa hari kemudian, dia datang lagi bilang ke saya kalau rumah MGD sudah beralih ke dia, seperti oper kredit, katanya sudah ketemu sama ayahnya MGD juga," kata Ketua RT setempat, Wito.

Dia mengatakan, MGD diperkirakan tidak terlihat lagi atau sudah pergi dari rumahnya sekitar Rabu (5/4/2023). MGD bersama suami dan anaknya tinggal di rumah tersebut selama satu tahun terakhir.

"Mbak MGD di sini statusnya domisili, kan dia dari penduduk Brantas (Kampung Warna Warni), orangnya jarang interaksi, pulangnya malam-malam, biasanya kalau beli makan pakai pesan melalui ojek online, enggak pernah belanja beli apa gitu ke warung sini," katanya.

Sejak masalah dugaan arisan bodong mencuat, banyak orang mendatangi rumah itu.

"Dicari orang banyak itu antara Jumat (7/4/2023) dan Sabtu (8/4/2023). Warga sini enggak ada yang tahu apakah ada barang-barang yang diambil atau tidak. Tapi kondisi dalam rumah berantakan dan kunci depan itu kondisi rusak, entah mungkin didobrak atau bagaimana. Kemudian salah satu warga itu melihat setelah Mbak MGD pergi kan tirai depan masih ada, besoknya sudah enggak ada," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/04/12/114047778/curhat-biduan-yang-mengaku-tertipu-arisan-bodong-di-kota-malang-korban-118

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke