Salin Artikel

Kapolresta Malang Kota Sebut Ada Pelaku Nekat Balap Liar di Depan Kantor Polres

Hal itu diungkapkan oleh Kapolresta Malang kota Kombes Pol Budi Hermanto.

"Untuk tanggal 6 April itu pukul 24.00 WIB sampai jam 04.00 dini hari ada di Jalan Ahmad Yani, di Jalan Tumenggung Suryo atau sampai dengan Jalan Jaksa Agung Suprapto, termasuk mereka melakukan balapan itu start di depan Polresta Malang Kota," kata Kapolresta Malang Kota, Selasa (11/4/2023).

Budi menjelaskan, aksi balap liar di sekitar markas kepolsian bahkan tidak hanya sekali dilakukan.

"Hari Sabtu tanggal 8 April 2023 pukul 24.00 WIB sampai dengan 04.00 WIB dini hari itu, Jalan Jaksa Agung Suprapto, depan Mapolresta Malang Kota," ujar dia.

"Nah ini aksi-aksi yang dilakukan oleh sekelompok orang baik yang dari dalam kota maupun luar kota Malang ini akan kita berikan tindakan tegas terhadap mereka-mereka yang melakukan aksi-aksi ini, karena apa mengganggu Kamtibmas, mengganggu ketenangan di wilayah Kota Malang dan membahayakan bagi pengguna jalan raya lainnya," lanjut dia.

164 kendaraan disita

Menurut Budi, Polresta Malang Kota menyita 164 kendaraan bermotor yang tidak sesuai spesifikasi standar pabrik dan hasil penindakan aksi balap liar.

Berbagai kendaraan roda dua dan empat itu ditempatkan di halaman Mapolresta Malang Kota hingga lebaran nanti.

Untuk kendaraan roda empat terdapat 10 mobil yang digunakan untuk balap liar.

Terdapat sejumlah mobil seperti BMW, Peugeot, Chevrolet, Honda Civic, Honda Brio dan Honda Jazz.

Dari total jumlah mobil itu, hanya 4 kendaraan yang teridentifikasi nomor polisinya. Sedangkan lainnya belum jelas.

Pelaku usia muda

Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan, ratusan kendaraan tersebut hasil penindakan yang dilakukan pada 6-8 April 2023.

Penindakan dilakukan di beberapa wilayah, seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Tumenggung Suryo, Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Simpang Balapan saat dini hari.

Selain mobil, untuk balap liar, polisi juga mengamankan 15 sepeda motor. Sedangkan 139 sepeda motor lainnya ditindak karena tidak sesuai dengan spesifikasi standar pabrik.

Di antaranya, seperti penggunaan knalpot brong atau ukuran ban tidak sesuai.

Lebih lanjut, para pelaku balap liar berusia antara 18-30 tahun dan rata-rata merupakan mahasiswa.

"Mereka itu dari luar tapi kuliah di wilayah Kota Malang. Selain itu, ada juga dari wilayah dari Pasuruan, Blitar Raya, Probolinggo Raya, termasuk dari Sidoarjo dan dari luar Kabupaten/ Kota Malang, itu juga Kabupaten maupun Batu, Malang Raya sendiri," katanya.

Budi menyampaikan, bagi pemilik kendaraan bisa mengambil kembali kendaraannya mulai 24 April 2023 dengan membawa kelengkapan dokumen surat-surat kendaraan.

Bila kendaraan tidak sesuai spesifikasi standar pabrik maka diminta untuk mengembalikan seperti kondisi tersebut.

Selain itu, polisi akan melakukan identifikasi pengecekan seperti pelat nomor, nomor rangka dan mesin terhadap ratusan kendaraan tersebut. Dikhawatirkan, kendaraan yang ada terdapat hasil bentuk tindak kejahatan seperti curanmor, penggelapan dan lainnya.

"Apabila sesuai dengan spesifikasi, sesuai dengan standarisasi, serta dokumen, kami akan mengeluarkan setelah lebaran mulai tanggal 24 April 2023, silakan diambil bagi yang sudah memenuhi ketentuan," katanya.

Budi mengatakan, polisi tidak melakukan penilangan terhadap kendaraan tersebut. Pengamanan ratusan kendaraan dilakukan dengan alasan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

"Karena bagaimana diskresi kepolisian, suatu kondisi yang kami ambil untuk menyelamatkan orang lain dan situasi Kamtibmas di Kota Malang dalam hal pelanggaran lalu lintas, ini kan sistemnya pelanggaran, maka kami tidak melakukan penilangan," katanya.

Namun, dia mengatakan sebenarnya pihaknya bisa saja melakukan penindakan dengan memberikan sanksi pidana karena terbukti melanggar aturan hukum.

"Tadi saya sampaikan pasal 285 ayat 1 dan ayat 2 UU Nomor 22 tahun 2009 (dan UU Nomor 2 tahun 2022) bisa, tapi ini kan kami melakukan pembinaan kepada mereka," katanya.

Menurutnya, aksi balap liar dan penggunaan knalpot brong meresahkan masyarakat. Polisi kerap kali menerima laporan informasi dari masyarakat melalui media sosial.

"Termasuk informasi masyarakat di WhatsApp Grup Malang Raya ini tentang banyaknya kegiatan-kegiatan balapan liar yang dilakukan oleh sekelompok orang pada malam bulan suci Ramadhan," katanya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/04/11/145155478/kapolresta-malang-kota-sebut-ada-pelaku-nekat-balap-liar-di-depan-kantor

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com