Salin Artikel

Kantong Parkir di Kayutangan Malang Melebihi Kapasitas, Dishub Kesulitan Cari Lahan

Seperti yang terjadi Sabtu (1/4/2023) malam. Kondisi tersebut mengakibatkan kepadatan arus kendaraan yang melintas.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra menilai permasalahan utama parkir di Kayutangan karena pengunjung memaksakan diri atau tidak mau memarkir kendaraannya di tempat yang agak jauh.

Padahal di sekitar kawasan tersebut terdapat tempat pusat perbelanjaan dan ruko-ruko yang menyediakan lahan parkir.

"Yang jadi masalah pengunjung kayutangan mereka memaksakan diri untuk parkir di  sana, tidak memanfaatkan yang ada di Sarinah, ruko-ruko Kayutangan, kami akan sosialisasikan itu lebih lanjut," kata Widjaja pada Minggu (2/4/2023).

Menurutnya, lebar jalan tidak akan bisa menampung pengguna jalan yang tidak disiplin.

"Contoh mereka memaksakan diri, parkir pokoknya harus di tempat yang dituju, sedangkan saat Kayutangan dibangun tidak mempersiapkan lahan parkir, tidak ada SRP (Satuan Ruang Parkir)," beber dia.

Kondisi yang ada kerap kali membuat kantong parkir di Kayutangan melebihi kapasitas.

Penertiban kendaraan akan terus dilakukan bersama polisi dari Polresta Malang Kota terutama saat terjadi kepadatan.

"Kami akan lakukan terus itu, operasi sore dan malam, seperti saat akhir pekan," ucap dia.

Selain itu, pihaknya mengaku kesulitan mencari lahan parkir di area tersebut. Namun, Dishub Kota Malang sedang menyiapkan lahan eks Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang sebagai opsinya.

"Mulai minggu depan sudah bisa kami buka, bisa menampung sekitar 250-300 sepeda motor," tutur dia.

Terkait rencana pembangunan tempat parkir bertingkat di eks Kantor DLH Kota Malang hingga saat ini masih wacana. Widjaja mengatakan, rencana itu masih harus dievaluasi kembali soal efektivitasnya.

"Menunggu petunjuk pimpinan karena kalau pakai sistem parkir vertikal di sana biaya perawatan sangat tinggi, akan kami evaluasi efektif atau tidak, kan pakai mesin itu," ucap dia.

Lebih lanjut, sebenarnya di dalam Kampung Heritage Kayutangan terdapat lahan parkir yang disediakan warga sekitar dan membantu permasalahan kantong parkir.

"Membuka lahan di dalam kampung enggak masalah bagi kami, kan ada itu dekat warung. Kami juga berharap ruko-ruko yang kosong dibuat parkir kan enak itu, artinya mereka membuka usaha parkir," katanya.

Pemkot Malang dalam waktu dekat juga akan segera membangun tempat parkir bertingkat di sekitar Stadion Gajayana. Anggaran sebesar Rp 5 miliar siap dikucurkan untuk proyek yang ditargetkan selesai 2023 ini.

Saat ini rencana pembangunan itu masih dalam penyelesaian Detail Engineering Design (DED) dan menuju proses tender.

"Kami tenderkan setelah Lebaran untuk yang di dekat Stadion Gajayana, itu untuk menampung sepeda motor. Sehingga ke depan nantinya yang sepeda motor harus di sana semua supaya mereka jalan kaki ke Kayutangan. Itu bentuknya parkir bertingkat juga tapi tidak menggunakan mesin," ungkap dia.

Dishub Kota Malang juga akan berkoordinasi dengan salah satu bank dan dealer sepeda motor yang ada di Kayutangan untuk bersedia membuka lahan parkir di gedungnya.

"Akan kami undang, untuk jangka pendeknya, mudah-mudahan mereka mau, kemungkinan bisa menggunakan sistem pajak bukan retribusi, yang penting bisa mengurangi kepadatan di situ," katanya.

Di sisi lain, warganet beberapa waktu belakang mengeluhkan tarif parkir di Kayutangan yang melebihi batas wajar. Hal itu diakui Widjaja. Pihaknya juga pernah menemukan juru parkir nakal di kawasan tersebut.

"Sempat kami tegur, petugas kami datang sengaja pakai baju preman ditagih satu jukir liar sedang mabuk dekat bank. Kami panggil, diperingatkan untuk membuat surat pernyataan tidak mengulangi lagi perbuatannya. Ke depan akan kami tindak yang seperti itu," tutup dia.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/04/02/164327878/kantong-parkir-di-kayutangan-malang-melebihi-kapasitas-dishub-kesulitan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com