Salin Artikel

Mobil Mewah hingga Bangunan Milik Bayue Walker Crazy Rich Tulungagung Disita Polisi

Laki-laki yang bernama asli Bayu Candra ini dikenal sebagai Crazy Rich Tulungagung.

Mobil mewah warna merah dengan dua pintu ini dinaikkan ke atas mobil towing D 8814 UE milik Primkopol. Sopir mobil towing lalu menutupinya dengan kain hitam.

Selain mobil mewah, polisi juga menyita bangunan dan rumah milik Bayu seluas 206 meter persegi.

Bangunan ini difungsikan sebagai garasi untuk menyimpan mobil-mobil mewah.

Personel Mabes Polri memasang banner berisi keterangan penyitaan yang dikeluarkan Pengadilan Negeri Tulungagung, diikat dengan garis polisi.

Menurut informasi dari warga sekitar, polisi juga mengambil komputer dari rumah Bayue Walker.

Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Agung Kurnia Putra membenarkan penyitaan yang dilakukan Mabes Polri.

Namun AKP Agung Kurnia Putra mengaku tidak tahu perkara apa yang sedang ditangani Mabes Polri.

"Kami hanya mendampingi tim dari Bareskrim Mabes Polri," ujar AKP Agung Kurnia Putra.

Gemar flexing

Seorang warga, ME, mengatakan bangunan yang disita difungsikan sebagai garasi mobil mewah.

Sebelumnya ada sejumlah mobil mewah, selain BMW Z4 yang disita, ada Alpard, McLaren dan Lamborghini.

Namun mobil Lamborghini sudah lama tidak terlihat, sejak kasus robot trading mencuat. McLaren juga tidak terlihat di garasi, menyusul Lamborghini.

"Lokasi garasinya kan di pinggir jalan, jadi bisa dilihat mobilnya apa saja. Biasanya dijaga 3 sekuriti," ucap ME.

Bayue selama ini dikenal sebagai sosok Crazy Rich Tulungagung yang gemar flexing.

Ia kerap touring bersama komunitas mobil mewah keliling Tulungagung. Sosoknya dikenal luas sebagai seorang trader yang sukses.

Disebut sebagai pembuat robot trading ATG

Sebelumnya, Polresta Malang Kota terus melakukan penyidikan dan pendalaman kasus robot trading Auto Trade Gold (ATG) Wahyu Kenzo.

Pihak penyidik Satreskrim Polresta Malang Kota sedang mencari pembuat robot trading ATG tersebut.

Diketahui, sosok yang membuat program robot trading ATG tersebut bernama Bayue Walker alias Chandra Bayu.

Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan, pihaknya telah melayangkan surat panggilan pemeriksaan kepada Bayue Walker.

"Kami sudah undang dua kali, namun yang bersangkutan (Bayue Walker) tidak hadir. Oleh karena itu, maka kami akan mengeluarkan surat perintah membawa," ujarnya kepada TribunJatim.com, Jumat (17/3/2023).

Pria yang akrab disapa BuHer ini menjelaskan, Bayue Walker berdomisili di suatu wilayah di Jawa Timur.

"Chandra Bayu atau Bayue Walker ini, asalnya dari salah satu tempat di Jawa Timur," kata dia.

Sementara itu, Polresta Malang Kota telah menetapkan satu tersangka baru dalam kasus robot trading ATG.

Setelah sebelumnya owner ATG, Dinar Wahyu Saptian Dyfrig alias Wahyu Kenzo ditetapkan sebagai tersangka, kini polisi menetapkan Raymond Enovan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

Diketahui, Raymond Enovan memiliki posisi sebagai founder. Ia bertugas merekrut member, melakukan presentasi, serta mencari jaringan.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Polisi Sita Mobil Mewah, Tanah hingga Bangunan Milik Bayue Walker si Crazy Rich Tulungagung

https://surabaya.kompas.com/read/2023/04/01/184500578/mobil-mewah-hingga-bangunan-milik-bayue-walker-crazy-rich-tulungagung

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com