Salin Artikel

Saat Wali Kota Surabaya Dampingi Ratusan Bonek ke Semarang, Hidupkan Lagi Tradisi "Tret Tet Tet"

Pemberangkatan para bonek dengan delapan bus itu sekaligus menghidupkan kembali tradisi yang disebut dengan tradisi Tret Tet Tet.

Tret Tet Tet adalah tradisi berangkat bersama menonton laga tandang Persebaya dengan kendaraan carteran. Tret Tet Tet ini sebenarnya adalah tradisi lama Persebaya, yakni dimulai sejak akhir tahun 80-an.

Dahulu, salah satu inisiator tradisi ini adalah ayah Presiden Persebaya Azrul Ananda, yakni Dahlan Iskan, yang ketika itu juga menjadi pengurus Persebaya.

Istilah yang dipakai saat itu disebut dengan Tret Tet Tet. Beberapa tahun terakhir tradisi Tret Tet Tet sempat memudar dan muncur tradisi baru yakni estafet atau gandol.

Dalam tradisi gandol, suporter melakukan hal berbahaya karena terkadang mencegat truk kontainer hingga pikap. Sehingga bisa saja oknum pelaku kriminal menyusup untuk melakukan kejahatan dengan mengaku sebagai Bonek.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, ia bersama Forkopimda dan Presiden Persebaya sepakat menghidupkan kembali tradisi Tret Tret Tet.

"Sehingga saya berpesan kepada seluruh Bonek yang hari ini berangkat, tolong jaga nama besar Persebaya, tolong jaga nama besar Surabaya. Karena apa, karena kita harus menunjukkan hari ini ke seluruh pelosok nusantara bahwa Bonek yang sejati adalah Bonek yang berangkat hari ini," kata Eri di Surabaya, Rabu (29/3/2023).

Menurut Eri, Bonek dan Bonita sejati tidak akan melakukan penjarahan atau tindakan melawan hukum.

"Karena kalau sudah ingin menjaga nama Bonek, Persebaya dan Kota Surabaya, maka dia tidak akan pernah melakukan penjarahan. Dia tidak akan pernah melakukan pengrusakan di tempat-tempat lain. Karena kita mencintai Persebaya dan mencintai kota ini dengan pembuktiannya Tret Tet Tet ini," ujar dia.

"Karena itu jaga terus dan semoga dalam perjalanan diberikan kelancaran, keamanan dan keselamatan sampai kembali lagi ke Kota Surabaya. Dan yang pasti Persebaya menang," imbuhnya.

Eri bersama para pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya turut serta mengawal Bonek dalam mendukung Persebaya berlaga di Semarang sebagai langkah awal menghidupkan kembali tradisi Tret Tet Tet sejak tahun 1988,

"Hari ini kita mulai kembali (tradisi Tret Tet Tet), karena kita harus menjaga betul nama Surabaya. Dan momen-momen itulah yang akan kita buka kembali untuk semangat Bonek dan Bonita sehingga kita bisa menunjukkan bahwa sejatinya Bonek dan Bonita itu cinta damai. Kami akan mendukung Persebaya dengan sportivitas tinggi," kata dia.

Di tempat yang sama, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce menilai, Tret Tet Tet adalah tradisi positif yang harus terus dijaga.

"Kami dari Polrestabes Surabaya dan Tanjung Perak sudah melakukan meeting awal tadi malam terkait dengan keamanan pengawalan dan pelayanan kepada teman-teman Bonek dan Bonita yang berangkat ke Semarang sampai nanti pulang harus dalam kondisi aman lengkap dan sehat semuanya," kata Kombes Pol Pasma.

Selain itu, pihaknya juga memastikan, akan terus mengawal dan mendampingi Bonek hingga kembali ke Kota Surabaya dengan tertib, aman dan selamat.

Bahkan, untuk mendukung hal itu, pihaknya mengaku telah berkoordinasi dengan jajaran Polrestabes Semarang.

"Saya yakin teman-teman (Bonek dan Bonita) bisa menjaga yang tadi disampaikan oleh Pak Wali Kota, bisa menjaga nama Bonek, Persebaya dan Kota Surabaya," imbuh dia.

Sementara itu, koordinator suporter Tribun Utara, Husin Ghozali berharap, tradisi Tret Tet Tet yang telah lama vakum dapat terus dilakukan.

Karena itu, Cak Cong, panggilan akrab Ghozali, mengimbau para Bonek untuk dapat menyosialisasikan tradisi Tret Tet Tet ini kepada rekan-rekan yang lain.

"Hampir 30 tahun yang lalu kita kembali mengulangi sejarah itu dan kembali ke Tret Tet Tet. Semoga Tret Tet Tet ini bisa berlanjut, bukan hanya sekarang saja. Kalau Bonek away (mendukung Persebaya laga tandang) pasti Tret Tet Tet, bukan lainnya," kata Cak Conk.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/03/29/194015078/saat-wali-kota-surabaya-dampingi-ratusan-bonek-ke-semarang-hidupkan-lagi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke