Salin Artikel

3 Anak di Tulungagung Terjangkit Difteri dalam 3 Bulan Terakhir

"Kasus tersebut, terhitung mulai bulan Januari hinggga Maret tahun 2023," terang Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Tulungagung Didik Eka melalui saluran telepon, Jumat (24/3/2023).

Pasien yang diduga terjangkit difteri tersebut berasal dari sejumlah wilayah di Tulungagung.

Pasien pertama berusia 16 tahun dari Kecamatan Bandung, pasien kedua berusia enam tahun, dan pasien ketiga berusia 10 tahun asal Kecamatan Ngunut.

Dari tiga pasien itu, sebanyak dua orang telah sembuh. Sementara satu pasien lainnya masih dirawat dan kondisinya semakin membaik.

"Vaksinasi mereka sudah lengkap, sehingga tidak berbahaya. Dan apabila belum di vaksin, maka komdisinya akan memburuk," ujar Didik Eka.

Akibat kasus itu, Dinas Kesehatan Tulungagung mengirimkan sejumlah sampel ke Surabaya untuk diteliti.

Selain itu, dinas kesehatan aktif berkonsultasi dengan para ahli dari Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo Surabaya.

Berdasarkan konsultasi itu, dinas kesehatan mendapat sejumlah saran yakni menyiapkan serum anti difteri (ADS).

“ADS tersebut disiapkan jika kondisi pasien memburuk. Namun ADS tidak sampai disuntikkan ke pasien,” terang Didik Eka.

Vaksin yang sudah diperoleh oleh para pasien bisa membentuk sistim kekebalan tubuh yang mampu mengatasi bakteri difteri yang menyerang.

Difteri merupakan penyakit yang bisa menyebabkan kematian, apabila sistem kekebalan tubuh pasien lemah.

Meski membahayakan, penyakit difteri bisa dicegah dengan vaksin, melalui program imunisasi pada anak.

“Penyakit tersebut  bisa muncul tergantung lingkungan. Namun dengan imunisasi, penyakit ini tidak sampai menyebabkan kematian,” ujar Didik Eka.

Didik menjelaskan, difteri disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae dan menular. Bakteri tersebut mudah ditularkan melalui percikan ludah dari penderita ketika bersin atau batuk.

Gejala penderita difteri adalah mengalami demam, radang tenggorokan, hingga sulit menelan, serta kondisi badan lemas.

"Bakteri ini juga mengakibatkan gangguan jantung dan sistem saraf pasien," terang Didik Eka.

Untuk menanggulangi difteri, pemerintah telah melakukan pencegahan melalui porgram imunisasi gratis.

Sesuai yang disampaikan pihak Dinas Kesehatan Tulungagung, yakni dimulai dari imunisasi dasar, tiga dosis yaitu DPT-HB-Hib (difteri, pertusis, tetanus, hepatitis-B dan haemofilus influensa tipe b), pada usia dua, tiga, dan empat bulan.

Selanjutnya satu dosis imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib saat usia 18 bulan, lalu satu dosis imunisasi lanjutan DT (difteri tetanus) pada anak kelas 1 sekolah dasar (SD).

Kemudian dilanjutkan lagi satu dosis lanjutan TD (Tetanus difteri) pada anak kelas 2 SD, dan satu dosis imunisasi lanjutan TD pada anak kelas 5 SD.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/03/24/160041278/3-anak-di-tulungagung-terjangkit-difteri-dalam-3-bulan-terakhir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke