Salin Artikel

Dianggap Meresahkan, Rumah di Atas Pohon di Kota Malang Dibongkar Satpol PP

MALANG, KOMPAS.com - Satpol PP Kota Malang membongkar bangunan semi permanen yang berada di atas pohon beringin berukuran besar di depan Masjid Al Ikhlas, Jalan Raya Langsep, Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Bangunan itu menjadi tempat tinggal dua orang asal Kecamatan Sukun.

Kepala Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum (KKU) Satpol PP Kota Malang, Rahmat Hidayat mengatakan, penertiban dilakukan pada Selasa (21/3/2023) siang setelah ada keluhan dari masyarakat setempat yang menilai bangunan tersebut meresahkan. Apalagi, letaknya di depan masjid.

"Jelas bangunan seperti itu mengganggu estetika, ketertiban dan keindahan dari kawasan di sana. Mereka yang tinggal di sana dari informasi orang sekitar sana, ada dua orang, biasanya mereka ini datangnya malam hari, tinggal di sana," kata Rahmat saat dihubungi pada Rabu (22/3/2023).

Pihak takmir Masjid Al-Ikhlas juga sudah pernah menegur dua orang yang tinggal di rumah pohon itu. Namun, teguran itu tak diperhatikan dan justru penghuni rumah pohon pernah marah-marah kepada takmir.

Sedangkan Satpol PP sudah menegur kedua penghuni itu sebanyak tiga kali. Teguran itu meminta penghuni bangunan semi permanen itu melakukan pembongkaran sendiri.

"Yang kedua kami datang meminta untuk dibongkar secara mandiri. Tapi nyatanya tidak dilakukan. Bagaimanapun, pohon ini bagian dari ekologis, jangankan dibangun (rumah), dipaku saja tidak boleh," katanya.

Saat dibongkar, rumah pohon itu dalam keadaan kosong. Satpol PP Kota Malang hanya membawa perabotan serta bekas bongkaran rumah yang berada di atas pohon itu.

"Kami membawa semuanya dengan satu truk," katanya.

Dua orang yang tinggal di rumah itu biasanya turut membantu menata kendaraan untuk parkir.

"Kalau tidak salah, ada orang dari Pisang Candi dan satunya warga Mergan. Sekitar sudah setahun ada di sini (rumah pohon), tempatnya itu ya kumuh," kata Khoiron, Selasa (21/3/2023) siang.

Khoiron menambahkan, penghuni yang diketahui dua lelaki itu meresahkan warga sekitar. Warga khawatir rumah di atas pohon itu menjadi tempat tindakan tidak terpuji.

"Kan ini dekat masjid, takutnya kalau malam bawa wanita atau mabuk-mabukan, kan tidak enak jadinya," katanya.

Keresahan warga itu menemukan solusi setelah Wali Kota Malang, Sutiaji datang ke Masjid Al-Ikhlas beberapa waktu lalu.

Sutiaji melihat ada rumah di atas pohon dan memerintahkan OPD terkait untuk membongkarnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/03/22/132202178/dianggap-meresahkan-rumah-di-atas-pohon-di-kota-malang-dibongkar-satpol-pp

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com