Salin Artikel

Kisah Mbah Misnadin Hilang 3 Hari di Hutan Baluran, Sepeda dan Sandal Korban Jadi Petunjuk Pencarian

KOMPAS.com - Misnadin (73), seorang kakek di Banyuwangi, Jawa Timur dilaporkan hilang saat mencari tanaman di Kawasan Taman Nasional Baluran, Kabupaten Situbondo pada Sabtu (11/3/2023).

Warga Dusun Krajan, Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo itu tak kunjung kembali setelah masuk hutan untuk mencari tanaman pucuk atau gebang.

Keluarga korban pun melapor ke Pemerintah Desa Bajulamati dan diteruskan ke tim Basarnas, BPBD Banyuwangi, dan BPBD Situbondo.

Setelah dilakukan pencarian, akhirnya kakek tersebut ditemukan selamat dalam kondisi lemas lantaran tidak makan selama hilang di dalam hutan.

Kronologi hilangnya korban

Koordinator Pos Basarnas Banyuwangi, Wahyu Setiabudi mengatakan, Misnadin hilang pada Sabtu (11/3/2023) sekitar pukul 08.00 WIB.

"Saat itu dia sedang mencari tanaman pucuk atau gebang di sekitar Hutan Baluran," kata dia, Selasa.

Berdasarkan keterangan pihak keluarga, biasanya Misnadin pulang ke rumah usai mencari tanaman di hutan sekitar pukul 15.00 WIB.

"Tapi sampai pukul 17.00 WIB, Mbah Misnadin belum kembali," ujar dia.

Lantas, pihak keluarga pun berusaha mencari korban hingga pukul 21.00 WIB, tapi hasilnya masih nihil.

"Hanya ditemukan sepedanya yang berada di tengah hutan," ungkap dia.

Pencarian lalu dilanjutkan pada keesokan harinya pada Minggu (13/3/2023).

Proses pencarian korban tersebut melibatkan pihak keluarga dan perangkat desa. "Hasilnya masih nihil," jelas dia.

Karena tak kunjung ketemu, pihak keluarga korban akhirnya melaporkan peristiwa itu kepada petugas.

"Setelah melakukan assessment, akhirnya Polisi, TNI, perangkat desa, Tim SAR, BPBD dan para relawan mencari secara bersama-sama," kata dia.

Korban ditemukan selamat

Setelah dilakukan pencarian, akhirnya korban ditemukan oleh tim gabungan pada Selasa (14/3/2023) sekitar pukul 14.00 WIB.

Kepala Pelaksana BPBD Situbondo Sruwi Hartanto mengatakan, korban dilaporkan hilang di wilayah hutan yang terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo.

"Alhamdulillah sudah ditemukan sekarang pihak tim gabungan masih proses pemulihan kesehatannya (Misnadin), dia ditemukan lemas dan dehidrasi," ucap dia.

Petugas gabungan sempat menemukan sendal dan sepeda milik korban selama tiga hari pencarian.

Sementara kondisi cuaca di lokasi juga cukup cerah.

"Ditemukan cukup jauh dari lokasi ditemukanya sepeda," kata dia.

Kondisi korban lemas

Koordinator Pusat Pengendaliam Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Situbondo Puriyono mengatakan, tim gabungan yang turun melakukan pencarian berasal dari Situbondo dan Banyuwangi.

"Ada delapan anggota dari BPBD dan gabungan yang lain," ucapnya.

Menurutnya, ada dua tim gabungan yang menyusuri Hutan Baluran.

Tim pertama menyusuri area tebu menuju arah Tegalrejo dan tim kedua menyusuri lokasi penemuan sepeda dan ke arah hutan.

"Kendala ada dua yakni sinyal sulit dan medan yang curam," katanya.

Saat ditemukan, korban dalam kondisi lemas setelah tersesat selama tiga hari di hutan.

Petugas gabungan langsung memberikan minuman dan makanan kepada korban.

"Pihak keluarga dan warga turut turun mencari, alhamdulillah selamat semua," tuturnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Situbondo, Ridho Abdullah Akbar, Kontributor Banyuwangi, Rizki Alfian Restiawan | Editor Dheri Agriesta, Krisiandi)

https://surabaya.kompas.com/read/2023/03/14/182750178/kisah-mbah-misnadin-hilang-3-hari-di-hutan-baluran-sepeda-dan-sandal-korban

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com