Salin Artikel

Kasmun Kaget Temukan Jasad Kakek Terapung di Tambak, Korban Sempat Hilang 16 Hari dan Dicari Warga

KOMPAS.com - Kakek Sudja'i (60), warga Desa Moropelang, Kecamatan Babat, Lamongan, Jawa Timur yang sempat hilang 16 hari lalu ditemukan meninggal terapung di tambak.

Sudja'i hilang saat pamit ke tambak untuk mengambil pisang di pematang tambak miliknya pada Jumat (24/2/2023) sore.

Sejak saat itu korban tidak pernah kembali pulang.

Petugas BPBD di bantu warga sudah berusaha mencari, termasuk di lahan tambak milik korban. Namun, korban belum juga ditemukan.

Selain di lahan tambak korban, pencarian juga dilakukam ke beberapa tempat, tapi tidak membuahkan hasil.

Penemuan jasad korban

Korban baru ditemukan mengapung ke permukaan pada Sabtu (11/3/2023) pukul 11. 30 WIB di lahan tambak yang bersebelahan dengan tambak milik korban.

Jasad korban ditemukan pertama kali oleh saksi Kasmun (33) warga Desa Moropelang saat sedang memancing di rawa.

Dia mengaku kaget saat melihat ada jasad mengapung dengan posisi tengkurap.

"Ya kaget juga ketika melihat ada jasad dengan posisi tengkurap mengapung," kata dia dikutip dari Surya.co.id, Minggu.

Kasmun menduga jasad tersebut adalah kakek Sudja'i yang sempat dicari warga beramai-ramai karena hilang sejak 16 hari lalu.

Namun, saat jasad ditemukan, dia tidak berani mengevakuasi korban.

Dia pun memberitahu rekannya yaitu Tikno (40) terkait penemuan jenazah tersebut dan melaporkan ke pemerintahan Desa Moropelang.

Kemudian, perangkat desa melaporkan penemuan jasad itu ke Polsek dan BPBD.

Evakuasi korban

Sejumlah petugas gabungan, termasuk BPBD, relawan dan petugas Medis bergegas ke TKP untuk mengevakuasi jasad korban.

Saat ditemukan korban mengenakan kaos warna putih, celana pendek warna hitam.

Proses evakuasi jasad korban tidak menemui kendala.

Selain kedalaman tambak tidak terlalu dalam, posisi jasad juga sudah di pinggir tak jauh dari pematang.

"Jenazah di bawah Puskesmas untuk dilakukan visum selanjutnya di bawa ke rumah duka untuk dimakamkan, " kata Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Lamongan, Muhammad Muslimin.

Menurut dia, jasad korban telah dipastikan adalah kakek Sudja'i.

Korban tewas karena tenggelam sehingga langsung dibawa ke rumah duka usai pemeriksaan di Puskesmas.

Tidak ditemukan adanya tanda-tandas bekas penganiayaan dan pihak keluarga menerima kematian korban.

"Kepada polisi, pihak keluarga menyampaikan kematian korban diterima sebagai bentuk takdir, " jelas dia.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Kronologi Pria 60 Tahun di Lamongan Hilang 16 Hari dan Ditemukan Meninggal di Tambak

https://surabaya.kompas.com/read/2023/03/12/141422378/kasmun-kaget-temukan-jasad-kakek-terapung-di-tambak-korban-sempat-hilang-16

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com