Salin Artikel

Bus Pariwisata Tabrak 5 Kendaraan Sepulang dari Bromo, Berhenti Usai Hantam Parit, Sopir Disebut Hindari Jatuhnya Korban di Pasar

Peristiwa itu terjadi saat bus melintas di kawasan Pasar Lumbang, Kecamatan Lumbang, Probolinggo, Jawa Timur.

Bus baru berhenti usai kendaraan menghantam parit. Akibat kecelakaan tersebut, lima orang terluka.

Rem blong

Berdasarkan hasil olah TKP sementara yang dilakukan oleh Satlantas Polres Probolinggo, bus mengalami rem blong.

Hal itu diketahui setelah polisi melakukan pemeriksaan pada sopir bus, sejumlah saksi, hingga melakukan pemetaan, pengukuran, serta penandaan di lokasi kejadian.

Polisi tidak menemukan bekas pengereman di aspal.

"Kesimpulannya adalah ada kendala pada bus, yakni rem blong," kata Kasatlantas Polres Probolinggo AKP Sapari, Selasa (7/3/2023), seperti dilansir dari Surya.co.id.

Kronologi

Sapari menjelaskan mengenai kronologi kecelakaan bus tersebut.

Mulanya bus pariwisata bernomor polisi D 7849 AD itu turun dari Bromo dan mengangkut sejumlah pelajar Madrasah Aliyah dari Jakarta Selatan.

Melansir Surya, bus dikemudikan oleh Mansur Wahyudin (65) warga Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.

Kemudian, bus diduga mengalami rem blong ketika melewati jalur curam di kawasan Pasar Lumbang.

Sopir yang tidak bisa menguasai kendaraan kemudian menghantamkan bus ke truk boks, pikap, dan dua mobil yang parkir di pinggir jalan depan pasar.

Hal itu, kata dia, dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa jika bus menabrak pasar.

Bus lalu berhenti usai menabrak parit.

"Kemudian, sopir melihat ada parit di pinggir kiri jalan. Dia akhirnya membanting kemudi ke arah parit dan bus pun berhenti. Sopir berupaya meminimalisir banyaknya korban," terangnya, seperti dikutip dari Surya.

5 orang luka

Akibat kecelakaan itu, lima orang mengalami luka-luka. Salah satunya adalah bocah perempuan berusia 8 tahun.

"Semua penumpang bus selamat, yang menjadi korban adalah warga yang kena hantam bus akibat rem blong," kata Sapari.

Dari lima korban itu, dua orang menjalani perawatan di RSUD Tongas, dua orang di RSUD dr Moh. Saleh Kota Probolinggo.

Sedangkan satu orang sempat menjalani perawatan di Puskesmas Lumbung dan kini diperbolehkan pulang.

Polisi juga telah mengevakuasi kendaraan yang terlibat kecelakaan.

Berikut nama-nama korban, seperti dikutip dari Surya:

1. Winda (15), warga Desa Tandon Sentol, Kecamatan Lumbang

2. Citra (8), warga Desa Purut, Kecamatan Lumbang

3. Muhammad Riski Arifin (28) warga Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih

4. Irwanto (25) warga Desa Purut, Kecamatan Lumbang

5. Muhamad Choiril Anwar (26) warga Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih, Probolinggo.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Polres Probolinggo Lakukan Olah TKP Kecelakaan Bus Pelajar Asal Jakarta, Sebut Bus Alami Rem Blong

https://surabaya.kompas.com/read/2023/03/08/074719378/bus-pariwisata-tabrak-5-kendaraan-sepulang-dari-bromo-berhenti-usai-hantam

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com