Salin Artikel

Keluh Kesah Fatim, Rumahnya Rusak akibat 'Hujan Batu' dalam Bentrok Antarpesilat di Nganjuk

Fatim kini masih kebingungan lantaran belum ada pihak yang bertanggung jawab memperbaiki kerusakan atap rumahnya yang berlubang karena dilempari batu.

“Dereng enten (belum ada yang ganti rugi), dari desa dapat (bantuan) sedikit dari Pak Lurah, ya enggak cukup,” ucap Fatim kepada wartawan di Nganjuk, Selasa (7/3/2023).

'Hujan batu' satu jam

Rumah Fatim memang berdekatan dari lokasi bentrok, tak jauh dari Gapura Desa Nglundo.

Akibat gesekan antarpesilat tersebut, atap rumah Fatim yang berbahan asbes banyak yang berlubang.

“Kemarin itu kejadiannya jam 05.30 WIB. Ya ramai, hujan batu, lempar-lemparan. Petasan juga ada,” tutur Fatim.

Menurut Fatim, gesekan antarpesilat tersebut pecah setelah salah satu pihak memprovokasi.

Hal itu membuat rombongan pesilat yang tengah lewat di Jalan Raya Surabaya-Madiun, tepatnya di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, melawan. Terjadilah aksi lempar-lemparan batu.

“Itu (lempar-lemparan batu) satu jam ya ada,” sebut Fatim.

Terkait kerusakan atap rumahnya, Fatim mengaku telah melapor ke aparat kepolisian. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.

“Sekarang sudah aman, tapi ya masih ketar-ketir, sering di sini (terjadi gesekan antarpesilat),” paparnya.

4 tersangka di bawah umur

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor (Kasat Reskrim Polres) Nganjuk, Ajun Komisaris Polisi (AKP) I Gusti Agung Ananta Pratama mengatakan, pihaknya telah menetapkan empat orang sebagai tersangka pascainsiden gesekan antarpesilat, Minggu (5/3/2023).

Empat tersangka itu semuanya warga Nganjuk dan masih di bawah umur.

“Keempatnya warga Nganjuk,” jelas Gusti kepada Kompas.com, Senin (6/3/2023).

Gusti menuturkan, sebenarnya aparat kepolisian mengamankan 20 orang. Namun yang memenuhi unsur pidana hanya empat orang.

Sementara 16 orang diamankan polisi sebelum gesekan pecah.

“Jadi kalau total diamankan itu sebenarnya 20 orang anak, 16 orang anak ini karena sebelum melakukan (pidana) diamankan,” papar Gusti.

“Sementara yang kemarin itu TKP Sukomoro (Nglundo) sama Bagor ada empat yang kita amankan, dan karena memenuhi unsur (pidana) kita diproses lebih lanjut,” lanjut dia.

Adapun keempat tersangka tersebut, kata Gusti, bakal dikenakan pasal 170 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-undang No 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

“Jadi mereka tidak ditahan di Rutan, tapi diamankan di Rumah Aman Dinsos,” pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya, gesekan diduga antarpesilat terjadi di Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Minggu (5/3/2023) pagi.

Akibatnya, puluhan atap warga mengalami kerusakan ringan hingga sedang lantaran terkena lemparan batu.

Gesekan ini terjadi saat salah satu rombongan silat melintas seusai mengikuti prosesi pengesahan warga baru di Madiun.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/03/07/074030378/keluh-kesah-fatim-rumahnya-rusak-akibat-hujan-batu-dalam-bentrok

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com