Salin Artikel

Istri Korban Dugaan Pembunuhan Pingsan Saat Berunjuk Rasa di Kejari Lamongan

Mereka menuntut pelaku dugaan pembunuhan terhadap petani setempat bernama Patolah (60), dapat segera diadili.

Namun di sela aksi demonstrasi yang digelar, Sukarmu yang merupakan istri dari Patolah, tiba-tiba pingsan saat hendak berorasi.

Kondisi tersebut membuat peserta demo dan polisi sempat kaget, sehingga langsung menolong dengan membawa Sukarmu menuju mobil ambulans untuk dirujuk ke rumah sakit.

"Kedatangan kami ke kantor Kejaksaan ini adalah, untuk menuntut keadilan dan mendesak kepada jaksa agar segera menyidangkan kasus (kematian Patolah)," ujar koordinator aksi Habib kepada awak media, Senin (6/3/2023).

Habib menjelaskan, mereka sengaja mendatangi kantor Kejari Lamongan lantaran resah kasus yang menimpa Patolah sampai saat ini belum juga disidangkan.

Sebab warga khawatir, kejadian serupa bakal kembali terjadi di lain waktu. Sehingga meminta kepada Kejari Lamongan, dapat segera bersikap terhadap kasus tersebut.

"Kami ingin agar pelaku bisa segera diproses hukum dan jaksa bertindak adil. Kalau belum ada keadilan, maka kami akan terus menuntut keadilan dengan mendatangi lagi kejaksaan," ucap Habib.

Sebanyak enam perwakilan massa kemudian diterima oleh jajaran Kejari Lamongan setelah berorasi, namun pertemuan tersebut dilakukan secara tertutup di salah satu ruangan yang ada di kantor Kejari Lamongan.

Kejari Lamongan mengaku siap melakukan tindak lanjut penanganan kasus yang dialami Patolah.

"Kepada perwakilan warga, sudah kami sampaikan sejumlah perkembangan kasus. Besok (7/3/2023) kami akan mengundang Kasatreskrim Polres Lamongan untuk gelar perkara di kantor Kejari Lamongan," kata Kasi Pidum Kejari Lamongan, Agung Rokhaniawan.

Setelah mendapat penjelasan dari Agung, rombongan massa yang mendatangi kantor Kejari Lamongan lantas membubarkan diri dengan tertib dengan kawalan petugas kepolisian.

Mereka meninggalkan kantor Kejari Lamongan dengan kendaraan yang ditumpangi, untuk kembali ke rumah.

Dugaan pembunuhan yang dialami Patolah terjadi 4 Oktober 2022. Korban ditemukan salah satu anaknya, sudah tergeletak di depan gubuk yang ada di sawah miliknya dengan kondisi kepala berlumuran darah.

Pihak keluarga kemudian melapor kepada pihak kepolisian, dengan hasil otopsi diketahui ada luka di tangan kiri dan punggung, serta benjolan di kepala bagian belakang.

Polisi mengaku sudah menahan pelaku. Tetapi saat rekonstruksi, peran dua terduga pelaku digantikan oleh pemeran pengganti.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/03/07/051716578/istri-korban-dugaan-pembunuhan-pingsan-saat-berunjuk-rasa-di-kejari

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com