Salin Artikel

Minibus Rombongan Ziarah Asal Tulungagung Kecelakaan di Trenggalek, 8 Penumpang Terluka

TRENGGALEK,KOMPAS.com - Mobil minibus rombongan peziarah asal Tulungagung, kecelakan di Trenggalek Jawa Timur, Minggu (5/3/2023). Akibatnya, sejumlah penumpang mengalami luka dan menjalani perawatan medis.

Kecelakaan yang menimpa minibus rombongan peziarah tersebut, diduga setelah terkena lemparan batu dari orang tidak dikenal.

Guna mengetahui kebenaran informasi pelemparan tersebut, polisi melakukan penyelidikan yang melibatkan anggota Satreskrim dan Unit Laka Lantas Satlantas Polres Trenggalek.

Penyelidikan peristiwa tersebut dipimpin langsung Kasatreskrim Polres Trenggalek Iptu Agus Salim.

"Belum diketahui secara pasti penyebab kecelakaan ini. Kami masih konsentrasi melakukan penyelidikan bersama unit lakalantas," ujar Kasatreskrim Polres Trenggalek, Iptu Agus Salim di kantor Polsek Tugu Trenggalek, Minggu (5/3/2023).

Akibat kecelakaan tersebut, seluruh penumpang sebanyak 8 orang termasuk sopir, menjalani perawatan medis.

"Untuk kepastian penyebabnya, nanti kita sampaikan kembali. Kami masih lakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara (TKP)," tutur Agus Salim.

Para korban sebagian dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedomo Trenggalek, dan sebagian lainnya dirawat di Puskesmas Tugu.

"Korban masih kami lakukan pendataan, pengemudi juga juga dirawat. Mereka mengalami trauma karena waktu kejadian hampir semua tidur," ucap Agus Salim.

Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Raya Trenggalek-Ponorogo Kilometer (Km) 09, wilayah Kecamatan Tugu Trenggalek.

Sekitar pukul 02.00 WIB Minggu (5/3/2023), sebanyak 4 unit minibus rombongan peziarah asal kecamatan Ngunut Tulungagung, melintas di wilayah Kecamatan Tugu.

Kemudian mobil minibus rombongan ketiga dan keempat, diduga dilempar batu oleh orang tidak dikenal.

Ketika melintas di lokasi kejadian, tiba-tiba terdengar suara benda yang menimpa mobil minibus nomor empat, di bagian kaca pintu sisi kanan dan depan.

Diduga karena panik, pengemudi mobil minibus hilang kendali hingga akhirnya mengalami kecelakaan.

Bagian depan mobil minibus rusak akibat masuk saluran air di sisi kanan jalan. Selanjutnya, penumpang mobil minibus tersebut dibawa ke pusat layanan kesehatan.

"Sebagian besar penumpang mengalami luka ringan," ujar Agus Salim.

Mengetahui kecelakaan tersebut, tiga rombongan mobil di depanya berhenti memberi pertolongan dan melapor kejadian tersebut ke polisi.

Atas kejadian tersebut, polisi belum bisa memastikan bahwa kecelakaan tersebut akibat lemparan batu. Sebab, para penumpang tidak ada yang mengetahui kejadian secara pasti kecelakaan tersebut.

"Saksi masih dalam perawatan, belum bisa memberi keterangan secara rinci," ujar Agus Salim.

Sedangkan mobil minibus rombongan nomor tiga, juga terkena lemparan batu namun tidak sampai terjadi kecelakaan.

Diketahui, iring-iringan mobil minibus rombongan peziarah tersebut, hendak pulang ke Kecamatan Ngunut Tulungagung, setelah sebelumnya ziarah makam tokoh agama di Kabupaten Ponorogo.

"Mobil sudah dibawa ke unit Laka Lantas, Satlantas Polres Trenggalek," ujar Agus Salim.

https://surabaya.kompas.com/read/2023/03/05/105713378/minibus-rombongan-ziarah-asal-tulungagung-kecelakaan-di-trenggalek-8

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com